Tentara Ini Beberkan Saat-saat Menegangkan Tembak Mati Osama bin Laden

Robert O'Neill
Sumber :
  • mailonline

VIVA – Pada Rabu 9 September 2020 lalu, Amerika Serikat (AS) kembali mengenang tragedi berdarah paling kelam yang terjadi 11 tahun silam. Serangan mematikan 9/11 yang diklaim militer AS dilakukan Al Qaeda dengan dalang utama Osama bin Laden menyisakan duka hingga saat ini. 

Namun yang menarik dari peringatan tahun ini yakni kesaksian salah seorang tentara yang ikut dalam misi menembak mati Osama bin Laden. Dialah tentara Navy SEAL (pasukan khusus Angkatan Laut AS) Robert O'Neill yang menjadi satu dari enam anggota tim pemburu Osama bin Laden.

Terlepas dengan pro-kontra terkait misteri kematian Osama yang sebenarnya, mayoritas warga Amerika Serikat tetap meyakini jika perancang serangan 11 September tersebut memang tewas di tangan tim khusus Navy Seal yang salah satu personilnya adalah Robert O'Neill.

Tentara yang berasal dari Montana, Amerika Serikat ini menceritakan ketegangan dirinya dan anggota tim lainnya saat melakukan Operation Neptune Spear yang akhirnya sukses menembak mati Osama bin Laden di Abbottabad, di Pakistan pada Mei 2011 silam. 

Menurut Robert O'Neil, dirinya dan anggota tim lainnya sebenarnya tak menyangka akan selamat dari misi berbahaya tersebut. Bahkan sadar peluang untuk dapat kembali ke rumah dengan selamat sangat kecil, O'Neill menyempatkan diri berpamitan ke keluarganya lewat sebuah surat.

Robert O'Neill juga tak mengingkari jika dirinya dan anggota tim lainnya sempat ciut untuk melakukan misi berbahaya tersebut. "Kami berkata satu sama lainnya, jika kita tahu akan mati kenapa kita harus pergi," kata O'Neill mengingat moment galau dirinya dan anggota tim lainnya.

Namun, masih menurut kesaksian Robert O'Neill, rasa bimbang itu langsung menguap saat dirinya dan anggota tim yang lain mengingat kembali tragedi menyedihkan 11 September 2001. Amarah dan rasa kesal membuat O'Neill dan anggota team lain akhirnya mantap memburu Osama bin Laden.

"Kemudian kami berbicara tentang orang-orang yang melompat keluar dari menara pada hari Selasa pagi itu," kata Robert O'Neill dilansir Mailonline, Sabtu 12 September 2020.

Oposisi Bersenjata Suriah: Israel Harus Mundur ke Posisi Sebelumnya

Dalam kesempatan itu, Robert O'Neill juga mengaku tak menyangka akan kembali dengan selamat dari misi berbahaya tersebut. 

Sebagai catatan, serangan 11 September yang mengguncang Amerika Serikat 19 tahun silam memakan banyak korban. Total 2.977 orang tewas termasuk saat serangan menyasar gedung kembar World Trade Center pagi itu.

Putin Sebut Rusia Akan Kerahkan Rudal jika AS Lakukan Hal Serupa
Houthi Yaman (Doc: Anadolu Ajansi)

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Menurut Houthi, AS dan Inggris membantu Israel melakukan serangan udara dengan menyerang Ibu Kota Yaman, Sanaa.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024