Siap Habisi Pasukan Yunani, Tentara Jihad Suriah Rela Mati Buat Turki

VIVA Militer: Pasukan Tentara Nasional Suriah melakukan salat berjamaah
Sumber :
  • Foreign Policy

VIVA – Kelompok jihadis Suriah sepertinya sudah mendengar kabar konflik wilayah antara Turki dan Yunani di Laut Mediterania Timur. Mengetahui hal ini, seorang tentara jihadis menegaskan siap mati membela Turki dalam perang melawan Yunani.

Menkopolkam Bentuk Desk Pilkada, DPR Optimis Dapat Mengantisipasi Potensi Konflik

Menurut laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Syirian Observatory For Human Rights, seorang pejuang jihad Suriah, Suhail Mahmoud, menyatakan kesiapannya untuk membela Turki dalam perang melawan Yunani. Mahmoud yang juga dikenal sebagai Abu Tow, adalah seorang anggota Tentara Nasional Suriah (NSA), yang dikenal sebagai spesialis rudal.

Mahmoud mengatakan bahwa pada jihadis Suriah memiliki hutang kepada Turki terkait pembiayaan, pelatihan militer, dan persenjataan, yang disediakan Ankara dalam perang melawan pasukan rezim pro-Bashar al-Assad.

Alexander Marwata Wanti-wanti Ini ke Pimpinan Baru KPK

"Kami berterima kasih kepada Turki. Sekarang saatnya melunasi hutang ini. Jika mereka bertanya kepada saya, 'maukah Anda pergi ke perbatasan Yunani?', Jawaban saya adalah, 'dengan senang hati untuk mengatakan ya,'," bunyi pernyataan Mahmoud dalam akun Twitter pribadinya.

Seperti yang diketahui, Turki adalah salah satu negara yang terlibat dalam Perang Saudara Suriah. Di bawah komando Presiden Recep Tayyip Erdogan, Turki mendukung dan memobilisasi kelompok jihadis radikal yang tergabubg dalam Tentara Nasional Suriah, sejak awal konflik pada 2011 silam.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Di sisi lain, pasukan Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki ini juga sudah berlawanan dengan Pasukan Arab Suriah (SAA), di bawah komando Bashar. SAA dikabarkan juga telah menerima bantuan dari komunitas Ortodoks Yunani. 

Pasukan Tentara Nasional Suriah sebagian besar adalah mantan anggota kelompok teroris radikal semisal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Negara Islam Irak dan Syam (ISIL), Hayat Tahrir al-Sham, yang berfiliasi dengan Al-Qaeda.

Ritual 

Perayaan Natal di Palestina Akan Dibatasi karena Serangan Israel di Gaza

Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengingat perang Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024