Bahaya, China Terbukti Mau Bangun Pangkalan Militer di Indonesia
- Voice of America
VIVA – Sebuah laporan tahunan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Departement of Defense) mencatat fakta bahwa China memiliki proyeksi perluasan kekuasaan. Pemerintah Xi Jinping berambisi membangun jaringan logistik raksasa dan menguasai sebagian besar wilayah Samudera Hindia. Salah satu caranya adalah membangun pangkalan militer.
Tak diragukan lagi bahwa China tengah mengalami peningkatan pesat di sektor militer. Pembuatan sejumlah rudal balistik berhulu ledak nuklir, hingga kendaraan tempur super canggih seperti kapal induk 003, adalah bukti Negeri Tirai Bambu punya ambisi untuk menjadi salah satu kekuatan dunia selain Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Sebuah fakta baru muncul dalam laporan tahunan Departemen Pertahanan AS, yang diserahkan kepada Kongres Amerika Serikat. Menurut laporan Asia Nikkei Review yang dikutip VIVA Militer, salah satu poin yang tercantum dalam laporan itu adalah soal peta kekuatan militer China.
Laporan Departemen Pertahanan AS juga membasa soal kemungkinan China membangun jaringan logistik di sejumlah wilayah Samudera Hindia.
Sejumlah negara masuk dalam rencana China untuk pembangunan fasilitas logistik militer. Data itu tercantum di halaman 200 soal "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China 2020".
Ada lima negara yang jadi target China sebagai tempat di mana pangkalan militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) akan dibangun. Yang mencengangkan, ada nama Indonesia dalam laporan itu. Selain Indonesia, ada tiga negara Asia Tenggara, Thailand, Singapura, dan Myanmar, yang juga jadi sasaran China.
Kemudian, laporan itu juga menyebut bahwa China ingin membangun pangkalan militernya di Pakistan dan Sri Langka. Tak cuma di Asia, China juga tengah berusaha melakukan pendekatan ke sejumlah negara Afrika dan Oceania.
Yang menjadi dasar pemikiran Departemen Pertahanan AS memberikan prediksi ini adalah, pasca dibukanya pangkalan militer China pertama di Djibouti, salah satu negara yang masuk dalam kawasan Tanduk Afrika, pada 2017 silam.
Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post (SCMP), Pangkalan Militer Tentara Pembebasan Rakyat China Djibouti, dibuka pada 1 Agustus 2017. Xi Jinping menunjuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) sebagai operatornya.Â
Total, pemerintah China menggelontorkan dana sebesar US$590 juta, atau setara dengan Rp8,60 triliun, untuk membangun pangkalan militer luar negeri pertamanya ini. Pembangunan pangkalan militer di Djibouti, tak lepas untuk mendukung reaksi militer terhadap segala kemungkinan yang mengancam investasi China di kawasan Afrika.
Baca Juga:Â Jenderal Guler Dapat Perintah Tembak Langsung Yunani dari Erdogan