Pesawat Bom Amerika Pamer Kekuatan Terbang di Langit 30 Negara NATO.
- Aviation Reports
VIVA – Ingin menunjukkan solidaritas dengan sekutunya, pesawat pembom Amerika Serikat terbang melintasi lebih dari 30 negara NATO.
Berdasarkan informasi yang diterima VIVA Militer melalui rilis Air Force Global Strike Senin 31 Agustus 2020, penerbangan yang dilakukan oleh Amerika disebut sebagai operasi Allied Sky. Diketahui sebanyak dua pesawat pembom dari Pangkalan Angkatan Udara Minot, Amerika yang dikerahkan dalam operasi tersebut.
Selain Amerika, Inggris juga mengirim empat pesawat bomnya B-52 Stratofottress. Pesawat-pesawat itu akan terbang di atas Eropa.
"Komitmen keamanan AS kepada Aliansi NATO tetap kuat. Misi gugus tugas pembom kali ini adalah contoh lain tentang bagaimana kami mempertahankan kesiapan, meningkatkan interoperabilitas, dan menunjukkan kemampuan kami dari seluruh Atlantik," kata Jenderal Tod Wolters, komandan Komando Eropa AS.
Operasi Allied Sky juga memiliki sebutan lain, yaitu sebagai Bomber Task Force (BTF). Ternyata operasi ini juga menjadi kejadian rutin yang sudah dilakukan sejak musim semi. Operasi ini juga menjadi bagian dari strategi kekuatan Pentagon yang lebih besar.
"Ini memberi kesan bahwa kita berada di lebih banyak tempat dan kita benar-benar ada," Mayor Jenderal Jim Dawkins Jr., komandan Angkatan Udara Kedelapan dan Pusat Operasi Serangan Gabungan Global di Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, Louisiana.
Untuk tahun lalu, operasi BTF menggunakan pesawat pembom B-1B Lancer dan B-2 Spirit. Kedua pesawat ini digunakan untuk menguji tingkat kelincahan pilot Angkatan Udara Amerika Serikat, ketika mengerahkan pesawatnya bersama pasukan di seluruh dunia.
"Operasi dan keterlibatan dengan sekutu dan mitra berfungsi sebagai landasan yang menyoroti komitmen USEUCOM terhadap keamanan dan stabilitas global," kata rilis tersebut.
Tidak hanya menyoroti tentang komitmen, tapi operasi ini juga ingin memperlihatkan bahwa pasukan AS bersama NATO siap untuk menjalankan misi yang ada. Meskipun kini hampir di seluruh dunia tengah diserang oleh virus asal Tiongkok.
Di sisi lain, operasi ini juga ingin mengirim pesan yang jelas kepada musuh-musuh mengenai kesiapan NATO dalam menghadapi tantangan global saat ini. Seperti yang sudah dilakukan oleh Amerika.
Diketahui bahwa pesawat jet F-22 Raptor milik AU Amerika, mencegat pesawat mata-mata milik Rusia di lepas pantai Alaska. Pesawat tempur siluman termahal itu, berhasil mencegat tiga kelompok yang terdiri dari dua pesawat patroli maritim dan anti kapal selam Tu-142.
Mereka teridentifikasi di dalam Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska, atau yang lebih dikenal seabgai AIDZ. Mereka juga tercatat melakukan pengintaian selama lima jam.
"Tahun ini, kami telah melakukan lebih dari selusin penyadapan, yang paling banyak dalam beberapa tahun terakhir. Pentingnya upaya berkelanjutan kami untuk memproyeksikan operasi pertahanan udara di dan melalui utara tidak pernah lebih jelas," ucap Jenderal Glen VanHerck, komandan NORAD.
Baca: Luar Biasa, Kebut Truk 800 Kilometer Rusia Juarai Reli Militer Dunia