Gawat, Dua 'James Bond' China Tertangkap di Amerika
- Russia Beyond
VIVA – Otoritas keamanan Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi penangkapan dua orang yang diduga adalah mata-mata militer China. Keduanya dituduh melakukan sejumlah aksi spionase, terkait hubungan AS dan China yang kian hari kian memanas.
Menurut laporan NDTV yang dikutip VIVA Militer, kedua orang yang diduga memiliki afiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), ditangkap di dua tempat yang berbeda.
Seorang peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), Guan Lei, ditangkap oleh satuan Biro Investigasi Federal (FBI) saat akan melarikan diri ke China dari Bandara Internasional Los Angeles.Â
Menurut keterangan Departemen Kehakiman AS, Guan (29 tahun) dituduh menghancurkan bukti dan menghalangi penyelidikan FBI, terkait tuduhan transfer perangkat lunak ke China.
Sementara itu, seorang lainnya ditangkap FBI di bandara Bandara Internasional O'Hare, Chicago. Hu Haizhou, 34 tahun, diduga melakukan pencurian rahasia perdagangan virus komputer. Hal ini diungkap juga oleh Departemen Kehakiman AS, beberapa hari pasca Hu ditangkap.
FBI memulai penyelidikan terhadap Guan, yang merupakan seorang ilmuwan tamu di Departemen Matematika UCLA, sejak Juli 2020. Dengan memalsukan data pribadi dalam visanya, Guan kemungkinan besar sudah melakukan transfer perangkat lunak sensitif serta data teknis kepada perwira tinggi militer China.
Seorang Agen FBI disebut telah mengintai Guan di apartemennya di Irvine, California, sejak 25 Juli 2020. Agen FBI ini mengatakan bahwa Guan terlihat mengeluarkan sebuah bukti hard drive yang rusak dari dalam kaus kakinya. Kemudian, Guan pun langsung membuang bukti itu ke tempat sampah di dekat apartemennya.
FBI menduga, data dalam hard drive itu telah rampung dikirim ke China. Sementara, hard drive itu akan rusak dikarenakan hanya bisa sekali pakai.
Oleh sebab itu, Guan tak hanya dituntut dengan dakwaan aktivitas mata-mata, tetapi juga penghancuran barang bukti, dan penghalangan penyelidikan. Menghancurkan barang bukti adalah tindak pidana kejahatan, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Sebelum datang ke Amerika, Guan disinyalir pernah menempuh pendidikan di Universitas Teknologi Pertahanan China. Salah satu penasihat fakultas di mana Guan belajar, diduga berpangkat letnan jenderal Tentara Pembebasan Rakyat China, yang memberi misi langsung kepada Guan.
Guan disebut memiliki akses langsung untuk mengoperasikan dan mengolah data dari mesin Unit Pemrosesan Grafik UCLA. Di mana, mesin itu mampu menunjukkan data potensi penggunaan militer, seperti aplikasi pengawasan dan intelijen.
Baca juga: China Belum Menyerang, Tentara Taiwan Sudah Banyak yang Mati Duluan