17 Orang Tewas Dibom, Taliban Mengaku Tanggungjawab
- Military
VIVA – Afghanistan dan Taliban berencana untuk mencapai kesepakatan antara kedua, dengan melepaskan masing-masing tahanan. Langkah ini dilakukan keduanya, untuk meraih perdamaian.
Tapi di tengah keadaan ingin berdamai, Taliban malah melancarkan serangan bom dengan menggunakan truk. Akibat kejadian ini, tercatat 17 orang tewas dan puluhan lainnya dalam keadaan terluka.
“Pemboman truk Taliban terjadi di utara Afghanistan dan menargetkan pangkalan komando pasukan Afghanistan,” sebut pejabat Afghanistan dalam siaran resminya yang dikutip VIVA Militer Rabu 26 Agustus 2020.
Peristiwa pemboman diketahui terjadi pada selasa siang kemarin waktu setempat. Tragedi ini juga disebut sebagai dampak negosiasi antara pemerintah Afghanistan dan kelompok pemberontak. Negosiasi keduanya sebagai bagian dari perjanjian pada bulan Februari lalu, yang berlangsung antara Amerika Serikat dan Taliban.
“Pengebom truk bunuh diri menyerang provinsi Balkh Utara yang menewaskan tiga orang. Mereka adalah dua komando Afghanistan dan seorang warga sipil,” kata juru bicara gubernur provinsi Balkh, Munir Ahmad Farhad.
Di sisi lain, juru bicara korps tentara Afghanistan bagian utara mengungkapkan bahwa dalam laporan militer miliknya setidaknya enam pasukan komando dan sekitar 35 warga sipil terluka dalam ledakan itu.
“Ledakan itu menghancurkan puluhan rumah warga sipil yang berada di dekat ledakan. Sebagian besar warga sipil yang terluka dalam insiden itu adalah wanita dan anak-anak,” ucap juru bicara korps tentara Afghanistan, Hanif Rezaie.
Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid mengaku bertanggung jawab atas serangan bom truk bunuh diri yang terjadi di Balkh. Ia mengumumkannya melalui akun media sosial Twitter miliknya dan juga mengatakan bahwa puluhan personel militer tewas.
Taliban diketahui sering melebih-lebihkan klaim mereka ketika di medan perang. Kemudian, Presiden Afghanistan, Ashraf Gani mengecam keras atas serangan yang terjadi di Balkh karena Taliban.
“Desakan Taliban untuk melanjutkan perang dan kekerasan, telah menentang peluang perdamaian. Dengan melakukan kejahatan dan kekerasan, mereka tidak bisa mencapai apa selain mendapat kebencian dari rakyat,” kata Gani dalam sebuah pernyataan.
Gani juga meminta kepada Taliban, untuk segera berhenti berperang dan mulai pembicaraan langsung mengenai negosiasi dengan pemerintah Afghanistan.
Dalam serangan terpisah di Balkh, seorang pria bersenjata menembak mati lima orang. Itu termasuk mantan panglima perang Abdul Raouf, dua putranya yang berusia 10 dan 11 tahun, dan dua pria lainnya di dalam kendaraan di distrik Charkent.
Warga sipil Afghanistan terus menanggung beban perang di seluruh negeri, meskipun ada upaya untuk meluncurkan pembicaraan damai antara pemerintah Kabul dan Taliban.
Kita doakan saja agar perdamaian antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban dapat segera berlangsung. Agar tidak ada lagi korban jiwa dan peperangan keduanya juga bisa segera berakhir.
Baca: Canggih, Angkatan Udara AS Akan Diperkuat Dengan Drone Raksasa