Militer China Serang Taiwan Sebelum Trump Atau Biden Dilantik
- Ministry of National Defense of the People's Republic of China
VIVA – Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) masih terus melakukan persiapan, untuk melancarkan serangan wilayah Republik China (Taiwan). Aktivitas militer terus meningkat, seiring misi untuk mencaplok Taiwan kembali dalam wilayah Republik Rakyat China (RRC).
Dalam laporan VIVA Militer sebelumnya, seorang mantan perwira Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Laksamana (Purn.) James Winnfeld, memprediksi bahwa militer China mampu menghancurkan Taiwan hanya dalam tiga hari saja.
Winnfeld menuliskan prediksinya dalam sebuah essay yang diterbitkan oleh US Naval Institute. Analisa Winfeld yang juga purnawirawan Angkatan Laut AS (US Navy) secara detail menggambarkan, taktik serangan yang akan dilakukan militer China di hari pertama, hingga membuat Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, bisa menyerah di hari ketiga.
Menurut laporan lain yang dikutip VIVA MIliter , militer China akan dikerahkan dalam serangan terhadap Taiwan, dalam sebuah operasi yang dinamakan "Operasi Provinsi Merah". Winnfeld memprediksi, pasukan militer China akan memulai serangannya ke wilayah daratan Taiwan pada 18 Januari 2021.
Bagaimana Winnfeld yakin China akan melancarkan serangan pada tanggal itu? Seperti yang diketahui, Amerika saat ini tengah bersiap untuk menggelar Pemilu Presiden yang akan dilaksanakan pada 3 November 2020.
Saat itu, pasukan Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) diyakini akan fokus pada keamanan nasional, sampai dua kandidat Presiden AS, Donald Trump dan Joe Biden terpilih dan dilantik.
Pelantikan Presiden AS dijadwalkan akan digelar pada 20 Januari 2021. China yakin, jika melancarkan serangan pada saat itu takkan ada gangguan dan ancaman dari militer AS. Sebab jika fokus terhadap pergerakan militer China, maka keamanan nasional AS akan terbengkalai.