Alarm Perang, Jenderal India Berani Lecehkan Jet Tempur China
- The Diplomat
VIVA – Seorang mantan perwira tinggi militer India dengan berani melontarkan pernyataan, yang melecehkan armada tempur militer China. Adalah Marsekal (Purn.) Raghunath Nambiar, yang menyebut bahwa pesawat tempur siluman militer China, Chengdu J-20, lebih buruk dari jet perang India.
Dalam berita VIVA Militer sebelumnya dilaporkan bahwa India baru saja membeli puluhan unit jet tempur Dassault Rafale dari Prancis. Pembelian pesawat canggih ini tak lepas dari eskalasi ketegangan dengan China, yang hingga saat ini belum juga berakhir.
Tak cuma membeli, ternyata India sudah memodifikasi senjata jet tempur Rafale. Hal ini lah yang dirasa Nambiar bahwa pesawat buatan Prancis yang dibeli India ini jauh lebih baik dari jet J-20 andalan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF).
Dengan berani Nambiar menyebut jet tempur J-20 China hanya tampak sangar dari sisi luar tapi kosong di dalam. Peningkatan kemampuan rudal meteor jet tempur Rafale India, dipastikan mampu mengalahkan J-20 milik China.
"Menurut saya, J-20 menunjukkan semuanya tetapi tidak bisa melakukannya. Meskipun terlihat bagus sepertii F-22 Raptor, di dalamnya kosong. Jadi saya percaya bahwa ini (J-20) sama sekali bukan ancaman jika kami melihat sistem dan kecanggihan yang diklaimnya," ucap Nambiar dikutip VIVA Militer dari Rediff.
"Kami telah memperbaikinya dengan akuisisi rudal meteor di Rafale, dan keuntungan akan bergeser kembali ke kamo sekarang. Oleh karena itu, Rafale memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dan jauh lebih kuat daripada pesawat China kelas J-20," katanya.
Dengan memiliki sejumlah unit jet tempur Rafale, Nambiar merasa bahwa militer India harus secepatnya merancang strategi perang dengan China. Dalam kacamata Nambiar, berperang melawan China diibaratkan seperti berkelahi dengan orang memegang tombak, hanya dengan menggunakan belati.
Nambiar melihat China meletakkan jet-jet tempur J-20 di sejumlah pangkalan yang terletak di dataran tinggi, terutama di Daerah Otonomi Tibet (TAR). Meskipun Nambiar tahu China punya sistem pertahanan udara canggih seperti S-300 dan S-400, akan tetap sulit untuk menghancurkan pesawat tempur India dari dataran tinggi.
"Lihatlah (letak) geografis kami sendiri dibandingkan dengan geografis mereka. Lihat di mana basis utama mereka berada jauh di dalam wilayah mereka. Pesawat yang berada di TAR (Daerah Otonomi Tibet) berada di dataran tinggi, yang membuat mereka sulit untuk mengoperasikan J-20," ucap Nambiar melanjutkan.