AS Siapkan Skenario Hadapi Rencana Pembelian Senjata Iran dari Rusia
- Stars and Stripes
VIVA – Intelijen Amerika Serikat (AS) ternyata sudah lama mencium rencana kebangkitan Republik Islam Iran di Timur Tengah. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Israel tidak akan pernah tinggal diam melihat kebangkitan Iran tersebut.
Saat ini Amerika dan Israel tengah berupaya memutar otak guna menumbangkan rezim Khomaeni pasca-kegagalan mereka melobi negara-negara yang tergabung dalam Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang sanksi embargo senjata Iran yang akan berakhir bulan Oktober mendatang.
Informasi yang dihimpun VIVA Militer, Amerika dan Israel sudah mengetahui rencana pembelian senjata besar-besaran Iran dari tangan Rusia sejak lama. Mereka memprediksi pembelian senjata S-400 Rusia akan dilakukan Iran akhir tahun ini atau setelah masa berlaku embargo senjata DK PBB benar-benar berakhir di bulan Oktober mendatang.
Salah satu skenario yang dipersiapkan oleh Amerika dan Israel untuk melawan dominasi Iran adalah, melakukan latihan gabungan yang dinamakan 'Enduring Lightning II' yang telah melibatkan Skuadron 421 AS dan jet F-35I Adir Israel.
Kedua negara sekutu itu sejak awal Agustus lalu secara intensif melakukan latihan gabungan Angkatan Udara mereka di Israel selatan. Latihan gabungan AS dan Israel itu ditujukan secara khusus untuk penghancuran ancaman rudal permukaan ke udara yang dikhususkan menangkal kecanggihan S-400 buatan Rusia.
"Pesawat tempur F-35 AS dan Israel ikut serta dalam latihan gabungan, dengan tujuan mereka untuk meningkatkan kemampuan bertahan jet terhadap simulasi pertahanan udara musuh yang canggih dan pertahanan udara musuh yang canggih,” kata pejabat pertahanan Israel yang dikutip VIVA Militer dari Al-Masdar News, Jum'at, 21 Agustus 2020.
Selain melakukan latihan militer gabungan, Presiden AS, Donald Trump juga telah menunjukan responnya atas penolakan Dewan Keamanan PBB terhadap resolusi AS untuk memperpanjang embargo senjata tanpa batas untuk Iran. Trump telah menegaskan, pihaknya akan mencari celah untuk memberikan sanksi tambahan untuk Iran dalam waktu dekat ini, termasuk melakukan snapback.
Hal serupa juga telah ditegaskan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dia menegaskan Israel akan terus bertindak dalam kerjasama yang erat dengan AS dan negara-negara di kawasan untuk memblokir agresi Iran.
Baca juga : Amerika Terancam, Iran Mau Borong Senjata Tercanggih Dunia dari Rusia
Jika langkah snapback tersebut berhasil, Iran akan diwajibkan menangguhkan semua aktivitas terkait nuklir, termasuk penelitian dan pengembangan. Impor apa pun yang dapat berkontribusi pada aktivitas nuklir juga kembali dilarang.
Untuk diketahui, Duta Besar Iran untuk Rusia, Kasem Jalali sejak bulan Juli lalu telah menyatakan, Republik Islam Iran tertarik untuk membeli senjata pertahanan Rusia S-400 untuk meningkatkan kapasitas pertahanan Iran.
"Rusia kemungkinan akan menemukan pelanggan yang bersemangat di Taheran," bunyi pernyataan Departeman Pertanan Rusia.
Selain berencana membeli persenjataan baru dari Rusia, Iran juga telah meningkatkan kemampuan industri militer domestiknya dalam beberapa tahun terakhir. Pada hari Kamis kemarin, Industri Pertahanan Iran baru saja meluncurkan dua rudal balistik dan rudal jelajah terbarunya. Dua rudal itu diberi nama dua komandan perang IRGC yang tewas terbunuh akibat serangan pesawat tanpa awak (UAV) Amerika Serikat awal Januari 2020 lalu, yaitu Martir Hajj Soleimani dan Martir Hajj Abu Hamdi al_Muhandis.