Operasi Senyap Intelijen Israel Runtuhkan Permusuhan Negara Muslim

VIVA Militer: Israeli PM
Sumber :

VIVA – Ternyata operasi senyap Badan Intelijen Nasional Israel (Mossad) untuk meruntuhkan kekuatan negara-negara Muslim yang selama ini memusuhi Bangsa Yahudi tak cuma terhenti hingga Uni Emirat Arab saja.

Komandan PMPP TNI Sematkan Baret Biru UN Kepada 22 Prajurit Pilihan Satgas Level II Hospital UNIFIL

Dikabarkan Mossad terus bergerak ke beberapa negara Muslim dunia untuk melakukan upaya agar berdamai dan menormalisasikan hubungan negara. Bahkan operasi senyap itu langsung dipimpin Direktur Mossad, Yossi Cohen.

Berdasarkan informasi yang dikutip VIVA Militer dari Alaraby, Jumat 21 Agustus 2020, setelah menuntaskan misinya menyepakati perdamaian dengan UEA, Cohen dan timnya langsung terbang menuju ke negara Muslim lainnya.

Brigjen TNI Umar Farouq Lantik Mayor Marinir Tutang Jadi Komandan Denma Pasmar 1

Cohen disebutkan menuju ke wilayah Teluk Persia, tujuannya adalah masuk ke Bahrain. Bahkan, Cohen dilaporkan telah berbicara melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Bahrain, Khalifa bin Salman Al Khalifa terkait kesepakatan damai baru beberapa hari lalu.

Di Bahrain sendiri isu perdamaian dengan Israel sudah sangat kencang, malah telah banyak menuai tentangan. Hanya kemungkinan besar operasi Mossad di Bahrain akan berhasil.

TNI AL Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis Serentak di 18 Titik Seluruh Indonesia

Sinyal keberhasilan Mossad itu terlihat dari dukungan yang pernah disampaikan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalif kepada Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed atas perdamaian Abu Dhabi dengan Israel.

VIVA Militer: Direktur Mossad, Yossi Cohen.

Selain Bahrain, dikabarkan ada 3 negara Muslim lain yang akan didatangi Mossad untuk berdamai, yaitu Maroko, Oman dan Sudan.

Isu tentang Maroko akan berdamai dengan Israel malah telah santer tersiar di Tel Aviv. Negara terpanjang di tepi Samudera Atlantik itu dikabarkan juga telah berhubungan dengan Mossad.

Hanya saja dari keempat negara Muslim itu, Sudan menjadi yang paling matang untuk berdamai dengan Israel. Sebab, keinginan Sudan untuk berdamai telah diungkapkan langsung oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Menurut Netanyahu, dia sudah bertemu dengan Ketua Dewan Dewan Kedaulatan Sudan atau Kepala Negara Transisi Sudan Letnan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan. Dan jenderal itu telah mengambil keputusan untuk berdamai.

"Israel, Sudan dan seluruh wilayah akan mendapat keuntungan dari perjanjian perdamaian dan bersama-sama dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi semua rakyat di wilayah itu. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mewujudkan visi ini," tulis Netanyahu.

Jika empat negara Muslim itu yakni Bahrain, Maroko, Oman dan Sudan benar-benar berdamai dengan Israel. Maka total 7 negara Muslim yang semakin menjauh dari perjuangan untuk melepaskan Palestina dari penjajahan Israel.

Perlu diketahui, negara Muslim pertama yang berdamai dengan Israel adalah Mesir. Kesepakatan damai Negeri Firaun terjadi pada tahun 1979, lalu giliran Yordania pada tahun 1994 dan beberapa hari lalu giliran Uni Emirat Arab.

Netanyahu sendiri telah mengakui bahwa keberhasilan Israel menormalkan hubungan dengan UEA adalah berkat operasi senyap yang digelar Direktur Mossad, Yossi Cohen selama bertahun-tahun.

Baca: Ternyata Israel Sedang Dilanda Ketakutan Ancaman Perang Turki

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya