Ngeri, Tentara Amerika Rekam Detik-detik Malaikat Maut Cabut Nyawanya
- Task and Purpose
VIVA – Jika kita pernah melihat foto seseorang yang tengah terlibat dalam pertempuran maupun latihan, ternyata momen itu diabadikan oleh seorang fotografer pertempuran. Tentunya mereka harus memiliki latar belakang fotografi yang memadai.Â
Seorang fotografer perang harus bisa mengabadikan sebuah momen yang tidak akan terulang. Seperti yang dilakukan oleh Hilda Clayton, seorang prajurit wanita Amerika Serikat (AS) yang menjadi seorang spesialis informasi visual.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa tugas ini juga sama bahayanya dengan para prajurit di lapangan. Mereka juga mempertaruhkan nyawa untuk dapat mengabadikan sebuah momen pertempuran, ataupun latihan.
Dikutip VIVA Militer dari Task and Purpose Rabu 19 Agustus 2020, Clayton saat itu mengikuti sesi latihan tentara Amerika di Laghman, Afghanistan. Namun tabung mortir yang digunakan untuk latihan secara tidak sengaja meledak.
Insiden mengerikan itu terjadi tujuh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 2 Juli 2013. Gadis kelahiran 1991 ini terus mengabadikan momen kecelakaan hingga ajal menjemputnya. Kemudian untuk mengenang karyanya, foto-foto Clayton kemudian diterbitkan dalam Jurnal Militer Angkatan Darat edisi Mei-Juni 2017 silam.Â
“Kematian Clayton melambangkan bagaimana tentara wanita semakin terpapar situasi berbahaya dalam pelatihan dan pertempuran yang setara dengan rekan pria mereka," tulis jurnal itu.
Selain memotret perang untuk Angkatan Darat AS (US Army), prajurit yang baru berusia 22 tahun itu juga melatih salah satu tentara Afghanistan dalam jurnalisme foto. Sayangnya, keduanya prajurit beda negara itu tewas saat menjalankan tugas.Â
Kamera yang digunakan Clayton dan foto yang diambilnya dapat diselamatkan. Ketika foto-foto itu pertama kali dipublikasikan pada 2017, seorang sersan yang bertugas bersamanya mengatakan bahwa dia "bangga akhirnya foto-foto itu dirilis."
Clayton adalah ahli dokumentasi dan produksi tempur pertama yang tewas di Afghanistan. Lalu namanya diabadikan oleh Angkatan Darat AS sebagai nama Aula Pahlawan di Sekolah Informasi Pertahanan. Hal ini dilakukan untuk menghormati tentara yang meninggal saat bertugas di bidang publikasi.
Baca:Â Markas OPM Digempur TNI dan Rahasia Militer Amerika Bocor ke China