Prancis Kirim Jet Tempur ke Siprus, Bela Yunani Lawan Turki
- Air Force Technology
VIVA – Angkatan Udara Prancis dikabarkan telah mengirim tiga pesawat tempur mereka ke negara persekutuan Yunani, Republik Siprus. Kedatangan jet tempur Prancis itu diduga kuat untuk mendukung Yunani menghadapi Turki di Laut Mediterania timur yang diklaim sebagai kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Yunani.
Dikutip VIVA Militer dari In-Cyprus, pesawat tempur yang saat ini sudah tiba di pangkalan udara Siprus terdiri dari dua jet tempur Rafale dan satu unit pesawat pengangkut militer C-130H.
"Kehadiran mereka di Siprus berada dalam kerangka kerja sama pertahanan antara Republik Siprus dan Prancis dan apa yang disepakati dalam pertemuan yang diadakan di Paris baru-baru ini antara Presiden Siprus Nicos Anastasiades dan Presiden Prancis Emmanuel Macron," kata sumber militer yang tidak disebutkan namanya, Kamis, 13 Agustus 2020.
Tiga pesawat tempur Prancis itu selama beberapa hari ke depan dijadwalkan akan berada di Pangkalan Udara Andreas Papandreou di Paphos, Siprus.
Sementara, situs pertahanan Siprus "Defense-Point.Gr" yang dikutip VIVA Militer dari AMN menyebutkan, bahwa pengiriman pesawat tempur Prancis ke Siprus merupakan bukti nyata tekad kebijakan Prancis untuk memperkuat kehadiran militer dan politik Paris di Mediterania timur, di hadapan setiap pihak yang menentang hak-hak Republik Siprus dan hak Uni Eropa.
Dengan demikian, kedatangan jet tempur Prancis ke Siprus itu sebagai pesan penting dari Prancis yang ditujukan ke Turki agar menghentikan rencana aktivitas eksplorasi sumber daya minyak dan gas, serta menghentikan aktivitas militernya di Laut Mediterania timur.
Baca juga : Kapal Turki Tembakkan Rudal di Laut Mediterania, Yunani Bak Ayam Sayur
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Prancis dengan tegas menentang terjadinya peperangan antara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar dengan pemerintahan Nasional Libya hasil kesepakatan nasional (GNA) yang didukung Turki di Libya.
Prancis bersama Mesir yang notabene mendukung Khalifa Haftar bersama Rusia sempat mendorong kedua belah pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata. Namun, usulan gencatan senjata itu ditolak mentah-mentah oleh Turki sebagai pendukung utama GNA.
Belakangan diketahui bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Perdana Menteri GNA-Libya yang didukung oleh PBB, Fayez Mustafa al-Sarraj untuk mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas di Laut Mediterania yang diklaim sebagai wilayah kedaulatan Libya. Dan rencana eksplorasi minyak dan gas yang saat ini akan dijalankan Turki itu telah membuat ketegangan dengan Yunani di Laut Mediterania.