China Terancam, Jepang Akan Buat Pangkalan Militer Baru di Pulau Mage
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA – Karpet merah kembali terbuka luas untuk Amerika Serikat (AS) di Indo-Pasifik. Kementerian Pertahanan Jepang baru-baru ini telah merilis secara resmi peta pembangunan pangkalan militer baru untuk Pasukan Bela Diri (SDF) Jepang di Pulau Mage dekat prefektur Kagoshima.
Menteri Pertahanan Jepang, Tomohiro Yamamoto menyatakan, pangkalan militer baru Jepang selain akan digunakan untuk pasukan bela diri tentara Jepang (SDF) juga akan menjadi tempat latihan pendaratan atau Field Carrier Landing Practice (FCLP) kapal induk Amerika Serikat (AS) yang rencananya akan disinggahi dua kali dalam setahun.
Yamamoto menambahkan, di pangkalan baru itu nantinya, SDF akan menjadi penanggungjawab seluruh kegiatan latihan lepas landas dan pendaratan untuk jet tempur F-35B yang berbasis di kapal induk dan latihan pendaratan yang melibatkan pesawat angkut militer V-22 Osprey.
"Pangkalan nanti akan memiliki dua landasan pacu, pelabuhan dan hanggar," kata Yamamoto dikutip VIVA Militer dari The Japan Times, Rabu, 12 Agustus 2020.
Baca juga : LCS Tegang, Taiwan Nekat Kerahkan Marinir Lawan Tentara China
Lebih jauh Yamamoto menjelaskan, pihaknya saat ini sudah memulai melakukan penelitian sebagai syarat prosedur administrasi dampak lingkungan. Diharapkan pada musim gugur ini prosedur dampak lingkungan dapat selesai. Untuk konstruksinya sendiri diperkirakan memakan waktu empat tahun selesai.
"Pangkalan itu juga diharapkan berfungsi sebagai pusat pengisian bahan bakar dan pemeliharaan untuk mempertahankan rantai pulau Nansei karena China terus meningkatkan kehadiran maritimnya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, ketegangan di Laut China Selatan akhir-akhir ini terus meningkat. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengklaim 95 persen wilayah maritim Laut China Selatan merupakan kedaulatan Beijing. Klaim China itu telah membuat geram sejumlah negara-negara yang berada di wilayah Indo-Pasifik, termasuk Jepang.
Beberapa waktu lalu Angkatan Laut Jepang, Australia, dan Amerika Serikat (AS) melakukan kegiatan latihan militer gabungan di sekitar Laut China Selatan. Latihan gabungan triteral itu dilakukan untuk meng-counter klaim batas wilayah yang selama ini dilakukan oleh China.