Siap Serang Taiwan, Militer China Tetap Siaga Perang India
- Ministry of National Defense of the People's Republic of China
VIVA – Armada militer China tak hanya tengah bersiap untuk menjalankan misi pencaplokan Taiwan, pasukan Negeri Tirai Bambu juga tetap menunjukkan kekuatannya di perbatasan India. Seperti yang diketahui, hubungan China dan India hingga saat ini masih memanas.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Newsweek, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menggunggah sebuah video yang menunjukkan senjata baru yang ditempatkan di Himalaya, perbatasan China dengan sejumlah negara termasuk India.
Senjata yang dipamerkan militer China adalah meriam Howitzer 120mm dan rudal anti-tank HJ-10 (Red Arrow). Dalam video itu, tampak sejumlah prajurit Tentara Pembebasan Rakyat China menembakkan meriam Howitzer 120mm dan rudal anti-tank HJ-10.
Pamer senjata baru yang dilakukan militer China tak lain adalah untuk menunjukkan bahwa PLA tetap fokus menghadapi setiap konflik. Di sisi lain, tak hanya militer China yang melakukan aksi unjuk kekuatan.
Angkatan Bersenjata India (BSS) juga sudah melakukan latihan perang dalam beberapa pekan terakhir. Dalam laporan Times of India yang dikutip VIVA Militer,
Panglima Angkatan Bersenjata India, Jenderal Bipin Rawat, melontarkan pernyataan tegas terkait langkah yang akan diambil dalam menghadapi kemungkinan konflik horizontal.
Rawat menegaskan akan terus mempersiapkan pasukannya dalam menghadapi ketegangan jangka panjang dengan China.
Meski demikian, Kementerian Luar Negeri China justru menunjukkan sikap yang positif. Tak sama dengan aksi unjuk taring militer China di Himalaya, Kementerian Luar Negeri China menyatakan akan terus memperbaiki hubungan dengan India.
"Kami akan terus memperdalam kepercayaan strategis dan memperluas kepentingan bersama dengan tetangga kami (India) dan negara berkembang lainnya," bunyi pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
"Untuk hubungan China-India, kedua belah pihak harus bersama-sama menjaga perdamaian dan keamanan di daerah perbatasan, serta memelihara perkembangan hubungan bilateral yang lebih stabil dan sehat," lanjut juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
BACA: Setelah Beirut, Ledakan Dahsyat Guncang Damaskus