Dua Jenderal Irak Tewas Disikat Drone Militer Turki
- Al Jazeera
VIVA – Sebuah pesawat tanpa awak (drone) milik Militer Turki melancarkan serangan di wilayah Bradost, provinsi Erbil bagian utara, dekat perbatasan Irak. Mengejutkan, serangan drone militer Turki menewaskan dua perwira tinggi militer Irak, Selasa 11 Agustus 2020 waktu setempat.
Menurut laporan Al-Jazeera yang dikutip VIVA Militer, serangan drone militer Turki datang tiba-tiba dan menghancurkan sejumlah kendaraan militer Irak. Dalam laporan itu, pesawat tanpa awak Turki itu menjadikan kendaraan pasukan penjaga perbatasan.
Militer Irak mengonfirmasi bahwa dua perwira tingginya menjadi korban tewas dalam insiden itu. Kematian dua perwira tinggi disebut militer Irak menandai untuk pertama kalinya, anggota pasukan reguler Irak terbunuh sejak operasi darat dan udara Turki di perbatasan melawan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), pertengahan Juni 2020.
"Dua perwira keamanan senior tewas dalam serangan pesawat tak berawak Turki yang dilakukan secara terang-terangan. Di mana, Ankara selama berminggu-minggu mengambil alih posisi pejuang yang dianggap teroris," bunyi pernyataan militer Irak.
Sementara itu, Ihsan Chalabi, Walikota Sidakan, bagian utara Erbil mengatakan bahwa dua perwira tinggi militer Irak yang tewas tengah melakukan pertemuan dengan sejumlah anggota PKK.
"Komandan penjaga perbatasan Irak saat mereka (drone Turki) menyerang, sedang dalam pertemuan dengan para pejuang PKK," kata Chalabi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak militer Turki masih belum memberikan pernyataaan. Meski demikian, Turki akan tetap pada posisinya yang tetap mempertahankan operasinya di wilayah Irak utara untuk menghabisi kelompok Partai Pekerja Kurdistan.
Operasi yang dijalankan Turki sejak Juni 2020 diklaim sudah menghabisi 10 orang anggota Partai Pekerja Kurdistan. Sementara itu, dari pihak militer Turki ada dua personelnya yang tewas. Di sisi lain, operasi militer Turki kabarnya juga setidaknya menewaskan lima warga sipil.
Partai Pekerja Kurdistan dianggap Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat senagai kelompok teroris. Selama puluhan tahun militer Turki terlibat konflik dengan kelompok PKK, dan setidaknya sudah menelan 40 ribu korban jiwa.
BACA: Kisah Mengerikan Marsma TNI Iswahyudi Tewas di Tanjung Hantu