Kapal Turki Tembakkan Rudal di Laut Mediterania, Yunani Bak Ayam Sayur
- Viva.co.id
VIVA – Tak ada kata mundur bagi Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan dalam mencapai keinginannya mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas di Laut Mediterania timur.
Meski rencana eksplorasi minyak dan gas itu mendapat penolakan keras dari Yunani, Turki tak bergeming sama sekali. Dia justru sesumbar akan tetap melanjutkan rencananya itu, bahkan jika harus perang melawan Athena sekali pun.
Hal itu ditegaskan oleh para pejabat Turki baru-baru ini. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan, Ankara akan mengeluarkan izin eksplorasi dan pengeboran seismik pada akhir Agustus mendatang.
"Tekad kami tidak goyah di sini. Kami tidak akan berkompromi dengan cara apapun dari ini," kata Mevlut Cavusoglu kemarin, dikutip VIVA Militer dari Reuters, Rabu,12 Agustus 2020.
Bahkan, Juru bicara pemerintah Turki, Fahrettin Altun telah mengisyaratkan peperangan di Laut Mediterania melawan Angkatan Laut Athena. Dalam akun twitter pribadinya, Altun telah mengupload sebuah video berdurasi sekitar 50 detik yang berisikan kekuatan armada tempur Ankara di Laut Mediterania saat ini.
Baca juga : Mediterania Memanas, Angkatan Laut Yunani Tembaki Kapal Turki
Video pendek yang telah dirilis oleh pejabat Turki itu telah menggambarkan secara visual bagaimana kapal penelitian seismic Turki 'Oruc Reis' yang berlayar menuju laut lepas Mediterania Timur dikawal ketat konvoi kapal perang Turki.
Kapal-kapal perang Turki dengan gagahnya menembakkan berbagai rudal ke arah laut lepas, mulai rudal anti-kapal selam, rudal anti-kapal permukaan, hingga rudal anti-udara. Tidak hanya itu, sejumlah pesawat tempur milik Angkatan Udara Turki juga ikut bermanuver di atas kapal perang Angkatan Laut Turki, menunjukkan bahwa Turki dengan kekuatan penuh akan melancarkan rencananya untuk mendapatkan sumber minyak dan gas di laut lepas Mediterania Timur yang telah disengketakan Yunani.
"Dari sejarah kemenangan kami, dari seluruh dunia, kami adalah satu-satunya yang telah mengubah dunia untuk terakhir kalinya dan kami selalu terinspirasi oleh warna biru negara kami. Mavi vatan hergun bir damla kutsald?r," bunyi pernyataan Altun sebagai doktrin Angkatan Laut Ankara.
Sementara itu, Yunani seperti tidak memiliki taring untuk menghadang kapal Oruc Reis yang dikawal 15 kapal perang Angkatan Laut Turki itu.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias mengatakan, pihaknya telah mendorong Uni Eropa agar membuat pertemuan darurat Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa guna membahas pergerakan militer Turki yang dituding mengganggu kawasan Zona Ekonomi Khusus (ZEE) Yunani itu.
Dendias mendesak Turki untuk segera meninggalkan landas kontinen Yunani. "Athena akan mempertahankan haknya," kata Dendias.
Sebagaimana telah diberitakan VIVA Militer sebelumnya, Pejabat Tinggi untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Uni Eropa, Josep Borrell meminta agar Ankara dan Athena untuk menghentikan pergerakan militer di Laut Mediterania dan kembali duduk bersama menyelesaikan persoalan demarkasi perbatasan laut dengan kepala dingin.
"Pergerakan laut baru-baru ini di Mediterania timur sangat mengkhawatirkan, dan tidak akan berkontribusi untuk menemukan solusi, melainkan mengarah pada permusuhan yang lebih besar dan kurangnya kepercayaan," kata Joseph Borrell, Senin, 10 Agustus lalu.