Perwira Tinggi Doyan Korupsi, Terkuak Lagi Kebobrokan Tentara China

VIVA Militer: Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • US Naval Institute

VIVA – Fakta terkait sisi lemah pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) terbongkar lagi. Celah yang dimiliki oleh armada militer China ini diprediksi bisa melemahkan kekuatan dari dalam. Oleh sebab itu, Presiden China, Xinjinping, melakukan tindakan tegas terkait masalah ini.

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, ada analisa dari seorang pakar Program Studi China dari The Takhsashila Institut, Bengaluru, Suyash Daesh. Dalam pandangannya, ada dua sisi lemah militer China. Hal ini bisa sangat berbahaya jika diketahui musuh, semisal pasukan militer Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari The Hindustan Times, kelemahan pertama adalah kurangnya tenaga teknis di kesatuan Tentara Pembebasan Rakyat China. Hal ini membuat anggapan bahwa pasukan Chin masih banyak yang belum menguasai teknologi. 

Padahal di satu sisi, saat ini Tentara Pembebasan Rakyat China tengah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam hal teknologi perang. Sebagai solusi, Xi Jinping yang juga merupakan Ketua Komusi Militer Pusat China (CMC), mengubah strategi perekrutan. Dengan bayaran besar, perekrutan difokuskan kepada mahasiswa-mahasiswa yang memiliki disiplin ilmu teknis.

Selain itu, armada militer China juga diangap tak berpengalaman dalam pertempuran modern. Meski punya banyak prajurit dan alat utama sistem persenjataan yang mutakhir, faktanya tentara China tak pernah berperang selama lebih dari 40 tahun. Terakhir kali pasukan China terlibat dalam pertempuran, adalah pada Perang Sino-Vietnam 1979.

Ternyata bukan cuma itu kelemahan militer China. Karakter buruk sejumlah perwira tinggi juga dianggap jadi sisi lemah PLA. Keserakahan sejumlah perwira tinggi militer China, membuat praktek korupsi di tubuh PLA semakin meluas. 

Faktanya, kasus korupsi Tentara Pembebasan Rakyat China sudah terjadi di saat China masih dipimpin oleh Jiang Zemin. Jiang yang juga merupakan Ketua Komite Militer Pusat, sampai membubarkan kompleks bisnis militer pada 1998 silam. Akan tetapi, hanya dengan penutupan masalah tak selesai. Sebab kabarnya korupsi PLA sudah menyebar.

Beda lagi dengan Jiang, Xi Jinping memiliki sikap yang lebih keras. Tak tanggung, sejak ditunjuk menjadi Sekretaris Partai Komunis China (CPC) pada 2012, Xi memerintahkan investigasi secara masif di institusi militer China. Tercatat, ada lebih dari 4.000 investigasi anti-korupsi di tubuh PLA.

Intelijen Amerika: Rusia Tidak Mungkin Lancarkan Serangan Nuklir!

Skandal terbongkar, sejumlah perwira tinggi Tentara Pembebasan Rakyat China dipecat. Yang paling terkenal adalah saat dua perwira tinggi PLA, Jenderal Xu Caihou dan Jenderal Guo Boxiong, yang dipecat lantaran ketahuan korupsi pada 2012.

Caihou terbukti menerima banyak uang yang mengalir ke kantong pribadinya. Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post (SCMP), yang paling gila adalah pada saat Caihou menduduki posisi Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, ia menerima suap kenaikan jabatan. Bagi para perwira tinggi yang ingin naik pangkat, prosesnya akan cepat asalkan menyetor uang kepada Caihou sebesar 20 juta Yuan, atau setara dengan Rp42,3 juta Rupiah.

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

Pun dengan Boxiong, yang juga menduduki posisi yang sama dengan Caihou saat melakukan praktek penerimaan suap. Sejumlah media China dan asing telah menyoroti Boxiong, lantaran ada dugaan terlibat dalam praktek korupsi di dalam Tentara Pembebasan Rakyat China.

Presiden RI, Prabowo Subianto

Prabowo Optimis Kepemimpinan Presiden Terpilih Trump Bawa Terobosan Positif

Presiden RI, Prabowo Subianto mengaku optimis kebijakan Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Terpilih Donald Trump pada tahun 2025 akan membaw

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024