Propaganda AS Gagalkan Bisnis Senjata China Senilai Rp5 Ribu Triliun
- US Army
VIVA – Amerika Serikat terus memprovokasi dunia agar tak henti-henti membenci China. Berbagai propaganda terus dilancarkan untuk menjatuhkan musuh beratnya itu.
Kali ini Amerika menakut-nakuti dunia bahwa China akan mengacaukan keamanan di Timur Tengah, karena menjalin kerjasama dengan Iran.
Propaganda anti-China itu lagi-lagi diciptakan mantan Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), Mike Pompeo.
Dalam kicauan terbarunya dikutip VIVA Militer, Senin 10 Agustus 2020, mantan prajurit Angkatan Darat Amerika berpangkat kapten itu menyebut kehadiran Partai Komunis China di tanah Timur Tengah akan menambah risiko keamanan bagi negara di wilayah itu. Apalagi dilakukan dengan Iran.
Sebab, menurut Pompeo, Partai Komunis China akan mendapatkan keuntungan dari sistem persenjataan dan perdagangan senjata Iran.
"Masuknya China ke Iran akan mengacaukan Timur Tengah. Iran tetap menjadi negara sponsor teror terbesar di dunia, dan memiliki akses ke sistem persenjataan dan perdagangan serta uang yang mengalir dari Partai Komunis China hanya menambah risiko bagi wilayah itu," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Perlu diketahui, China dan Iran memang sedang akrab-akrab apalagi menjelang detik-detik berakhirnya embargo senjata internasional yang diberlakukan untuk Iran. Embargo berakhir Oktober 2020.
China telah memastikan akan menolak niat Amerika memperpanjang sanksi terhadap Iran. Hal yang sama juga dilakukan Rusia.
Jika tak lagi ada embargo senjata, maka Iran diprediksi akan jor-joran membelanjakan uangnya untuk membeli senjata. Nah, karena itulah Amerika terus menyerang China dan Iran dengan propaganda anti-komunis.
Apalagi dikabarkan China dan Iran telah menyepakati proyek keamanan yang angkanya gila-gilaan, yakni 400 miliar Dollar Amerika atau setara dengan Rp5.885.040.000.000.000 (5000 triliun rupiah)
Amerika sebenarnya sudah mengakui tidak berniat sama sekali menguasai negara Iran dengan kekuatan militer. Amerika mengaku terus menekan Iran karena mereka takut China menguasai perekonomian di Timur Tengah, terutama sektor industri militer.
Tak cuma China saja, Amerika juga getol melakukan propaganda anti-Rusia. Apalagi Kremlin memiliki kedekatan khusus dengan China.
Intinya, sebenarnya Amerika cuma ingin menjadi jawara perdagangan senjata dunia. Hal itu kentara banget terlihat dengan pemberlakukan sanksi terhadap Rusia.
Diketahui Rusia merupakan kompetitor terberat perdagangan senjata Amerika. Malah, Amerika juga menjatuhkan sanksi bagi siapa saja negara yang membeli senjata dari Rusia.
Kondisi Amerika saat ini memang sedang memburuk, banyak pengamat menyebut negara ini sedang bangkrut. Apalagi setelah terjadinya pandemi Virus Corona atau COVID-19. Anda tahu kan betapa besarnya uang yang didapatkan dari keuntungan industri senjata?. Salah satu cara Amerika lepas dari krisis ialah menguasai pasar senjata dunia.