Gila, Tentara Amerika Pakai Lagu Metallica Buat Bantai Milisi Taliban

VIVA Militer: Band thrash metal legendaris Amerika Serikat (AS), Metallica
Sumber :
  • Spin

VIVA – Senjata adalah salah satu komponen penting prajurit militer saat beroperasi dalam pertempuran. Tanpa senjata, seorang tentara bisa tewas tanpa perlawanan. Lantas, bagaimana jika senjata yang digunakan saat perang bukanlah pistol, senapan, granat, roket, atau rudal, melainkan sebuah lagu?

AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme di Tepi Barat Palestina

Siapa yang tak kenal dengan salah satu dewa musik thrash metal asal Amerika Serikat (AS), Metallica. Unit distorsi asal Los Angeles, California, masih eksis sejak berdiri pada 1981 hingga saat ini. 

Siapa sangka, ternyata ada fakta yang mengaitkan James Hetfield, Kirk Hammett, Lars Ulrich, dan Robert Trujillo, dengan pertempuran Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) di Afghanistan, 10 tahun silam.

Iran Tegaskan Akan Merespons "Tekanan Maksimum" dengan "Perlawanan Maksimum"

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Washington Post, Perang Afghanistan yang melibatkan kelompok milisi Islam Sunni dengan pasukan militer Amerika, sudah berlangsung sejak 2001.

VIVA Militer: Pasukan Marinir Amerika Serikat terlibat baku tembak

Palestina: Israel Menerjemahkan Dukungan Terus-menerus AS Jadi Pembantaian Genosida

Ratusan ribu pasukan militer Amerika dikerahkan untuk menggulingkan pemerintah Afghanistan, yang saat itu dikuasai oleh Taliban. Bukan tanpa alasan, Amerika menganggap Taliban melindungi kelompok teroris Al-Qaeda di bawah komando Ossama bin Laden, yang diyakini AS sebagai dalang peristiwa 9/11 (Serangan World Trade Center/WTC, 9 September 2011).

Hingga saat ini, ribuan tentara Amerika masih berada di Afghanistan meskipun pemerintah setempat dengan Taliban sudah menandatangani perjanjian damai pada 29 Februari 2020. Sejumlah tahanan Taliban dibebaskan. Walaupun pada akhirnya, Taliban tetap mendesak agar pasukan Amerika angkat kaki dari kampung halamannya.

Sebuah fakta uniik diperoleh VIVA Militer dari laporan The Guardian. Tepatnya pada April 2010, pasukan Amerika yang tengah terlibat konfrontasi baku tembak dengan milisi Taliban di kota pertanian, Marjah.

Pasukan Amerika disebut sudah terdesak akibat berondongan tembakan milisi Taliban. Akan tetapi, sebiah kendaraan lapis baja datang dengan pengeras suara. Dentuman distorsi musik thrash metal Metallica, ternyata membuat pasukan Taliban terganggu konsentrasinya.

VIVA Militer: Kendaraan lapis baja Angkatan Bersenjata AS dengan pengeras suara

Ternyata, hal ini dilakukan oleh pasukan militer Amerika agar para anggota Taliban jengkel dan memilih untuk berpindah posisi. Di sanalah letak efektivitas senjata rahasia ini. Sejumlah milisi tewas ditembak oleh tentara AS saat mencoba bergerak.

"Taliban membenci musik (ini). Beberapa penduduk lokal mengeluh, tetapi itu adalah cara untuk mendorong mereka memilih (sisi). (Lagu-lagu) ini juga memotivasi marinir," kata prajurit Amerika yang tak disebutkan namanya.

Prajurit Amerika ini juga menyebut bahwa lagu-lagu cadas itu sudah terdengar sejak kendaraan lapis baja dengan pengeras suara, masih berjarak 2 kilometer sebelum masuk ke tempat konflik.

Sayangnya, lantunan lagu-lagu keras akhirnya berhenti setelah Komandan Marinir di Marjah Utara, Kolonel Brian Christmas, menginstruksikan untuk mengakhirinya. Christmas ternyata tak suka dengan aksi itu, dan menganggap hal tersebut tak pantas.

VIVA Militer: Tentara Amerika Serikat (AS) di Afghanistan

"Itu tidak pantas. Saya meminta ini dihentikan," ujar Christmas.

Pasca penandatanganan perjanjian damai, Amerika mulai menarik ribuan pasukannya dari dari Afghanistan. Akan tetapi menurut laporan New York Times yang dikutip VIVA Militer, pada 18 Juni 2020 masih ada 8.600 personel militer Amerika yang masih menduduki Afghanistan.

BACA: Saat Pedang Nabi Muhammad Berubah Jadi Tank yang Bikin Ciut Nyali Israel

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya