40 Tahun Lebih Tak Perang-perang, Tentara China Dianggap Ayam Sayur

VIVA Militer: Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Setelah analisa kurangnya kualitas pasukan, ada anggapan lain yang membeberkan data lain soal kelemahan pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Padahal, saat ini militer China sedang konsisten menunjukkan kekuatan tempurnya.

Digembleng Sebulan Lebih, 27 Prajurit Wanita Angkatan Laut Dapat Brevet Terjun Payung Free Fall dari Wakasal

Dalam berita sebelumnya, VIVA Militer mengutip laporan dari Hindustan Times yang memberkan fakta bahwa pasukan militer China punya kelemahan dalam hal kualitas pasukan.

Meski secara keseluruhan China mengalami peningkatan kekuatan dan kualitas sistem utama persenjataan, namun tak berbarengan dengan kemampuan para prajuritnya.

Tentara Korut Ditarik dari Perbatasan Ukraina, Ada Apa?

Bahkan, Tentara Pembebasan Rakyat China harus memperbarui sistem perekrutan prajuritnya dengan fokus tak hanya pada masyarakat umum. Akan tetapi, dengan iming-iming gaji yang tinggi para mahasiswa dengan disiplin ilmu teknik jadi prioritas utama.

Ternyata bukan cuma itu titik lemah pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China. Pengalaman tempur yang kurang, jadi salah satu hal yang bisa dimanfaatkan oleh musuh-musunya, terutama Amerika Serikat (AS).

Sabotase Meningkat, Petinggi Militer NATO Imbau Pebisnis Bersiap Hadapi "Skenario Perang"

Seorang analis riset untuk Program Studi China The Takshashila Institution, Bengaluru, Suyash Desai, melihat titik rapuh militer China disebabkan oleh tiga hal. Yang pertama adalah penyakit perdamaian (Heping bing), kebiasaan di masa damai (Heping jixi), dan masalah perdamiaan (Heping jibi).

Desai menilai bahwa pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China saat ini kurang memahami pertempuran modern. Pasalnya, terakhir kali pasukan China berperang adalah pada 1979, di Perang Sino-Vietnam.

Perang Sino-Vietnam terjadi di perbatasan China-Vietnam, tepatnya di tiga wilayah, provinsi Cao Bang (Vietnam) dan Lang Son (Vietnam), dan Kepulauan Spratly, yang berhasil direbut oleh China.

Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari Global Security, ada ratusan ribu pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China dikerahkan ke perbatasan Vietnam, atas komando Deng Xiaoping, Pemimpin Tertinggi China saat itu. Perang Sino-Vietnam. Deng mengirim 600.000 pasukan untuk merespons invasi dan pendudukan militer komunis Vietnam di Kamboja.

Tak hanya itu, Tentara Pembebasan Rakyat China saat itu juga diperkuat ratusan tank, dengan perkiraan mencapai 400-550 unit. Meski China mengklaim memenangkan peperangan, Vietnam punya data dan menganggap mampu mengalahkan pasukan China.

Akan tetapi, kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China saat ini jelas berbeda dengan pada saat Perang Sino-Vietnam. Dalam data yang dikutip VIVA Militer dari Global Firepower, saat ini China menduduki posisi ketiga sebagai negara dengan Indek Kekuatan (Power Index) 0,0691.

Pada 2020, data mencatat Tentara Pembebasan Rakyat China memiliki 2,69 juta personel, yang terdiri dari 2,18 juta personel aktif dan 510 ribu pasukan cadangan.

Ilustrasi/Proses autopsi korban penembakan

Terpopuler: Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas, Bapak Kopassus yang Ditakuti Elite Militer RI

Peristiwa penembakan polisi kembali menjadi sorotan publik menyusul kasus seorang perwira polisi menembak anak buahnya sendiri di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024