Bahaya Misi Bantuan Militer Inggris ke Lebanon Bisa Berubah Perang
- The Scottish Sun
VIVA – Pasca ledakan dahsyat yang mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, Selasa 4 Agustus 2020, Angkatan Laut Kerajaan Inggris secara resmi mengumumkan pengiriman bantuan kemanusiaan. Kementerian Pertahanan Inggris menginstruksikan kapal Angkatan Laut, RFA Argus, untuk berlayar ke Lebanon.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari PlymouthLive, Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, mengonfirmasi pengiriman kapal Angkatan Laut RFA Argus ke Beirut. Keputusan ini muncul setelah ada desakan Ketua Komite Pemilihan Pertahanan Konservatif, Tobias Ellwood.
"Dengan kewalahannya rumah sakit Beirut (pasien dirawat di tempat parkir) aset ini harus jadi bangian dari dukungan kami yang ditawarkan ke Lebanon," bunyi pernyataan Ellwood di Twitter.
Pengiriman bantuan Inggris lewat Angkatan Laut bukan tanpa risiko. Pasalnya, di sisi lain Garda Revolusi Iran (IRGC) juga akan mengerahkan pasukannya ke Beirut dalam misi kemanusiaan. Seperti yang diketahui, Iran adalah negara sekutu Lebanon yang mendapat dukungan besar dari kelompok Hizbullah.
Pengerahan pasukan ke Lebanon disampaikan langsung oleh Panglima Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, yang juga memberikan ucapan belasungkawa kepada Sekretaris Jenderal Hizbullah, Seyyed Hassan Nasrallah.
Andai pasukan Inggris dan Iran berjumpa di Beirut, bukan tak mungkin risiko konfrontasi bakal lahi. Sebab seperti yang diketahui, Hizbullah yang didukung Iran menduga bahwa Israel adalah dalang di balik peristiwa ini. Sementara, Inggris adalah salah satu negara sekutu Israel selain Amerika Serikat.
Hingga berita ini diturunkan, kapal Angkatan Laut Inggris RFA Argus masih berada di wilayah perairan Karibia dan akan mengubah haluan menuju Lebanon dalam waktu singkat.
Sementara itu, pihak berwenang Lebanon menyebut sedikitnya 100 orang tewas dalam peristiwa ledakan dahsyat di Beirut, dan lebih dari 4.000 orang luka-luka.