Amerika Gegerkan Dunia, Curi Kapal Selam Nuklir Isinya Mayat Tentara

VIVA Militer: Kapal selam nuklir K-219
Sumber :

VIVA – Siapa sangka Amerika Serikat ternyata pernah melakukan sebuah operasi khusus untuk melakukan pencurian. Tak tanggung-tanggung yang dicuri bukan barang biasa.

Nyali Besar, Prajurit TNI Tembus Medan Pertempuran Hebat Israel Hizbullah di Lebanon

Aksi pencurian yang dilakukan Amerika Serikat itu memang tak ada tandingannya di dunia, sebab yang mereka curi adalah sebuah kapal selam berisi jenazah tentara.

Yang lebih dahsyat lagi, kapal selam yang dicuri milik armada Angkatan Laut terkuat dunia, yakni Soviet. Dan Amerika nekat mencuri kapal selam itu dari dasar tengah-tengah Samudera Pasifik.

Mantan Danjen Kopassus Tempuh Jalan 400 Km Demi Lihat Pasukan Elite Kostrad TNI di Lembah Merbabu

Pencurian kapal selam ini diberi nama Operasi Azorian. Meski yang dicuri adalah aset milik militer. Tapi dalam operasi itu Amerika malah mengerahkan agen-agen intelijen dari Badan Intelijen Pusat alias CIA.

Berdasarkan siaran resmi yang dihimpun VIVA Militer dari CIA, Selasa 5 Juli 2020, Operasi Azorian itu digelar Amerika Serikat pada tahun 1968.

Jenderal TNI AD Penyandang Gelar Akademik dan Kompetensi Terbanyak, Ada 12 Berbagai Bidang

Semua berawal dari peristiwa mengerikan yang dialami kapal selam kelas Soviet Golf II atau K-129 saat melakukan pelayaran patroli di masa damai usai perang dunia di Samudera Pasifik..

Namun saat berlayar dari Pangkalan Angkatan Laut Petropavlovsk di Semenanjung Kamchatka, Rusia menuju Samudera Pasifik timur laut Hawaii, K-129 beserta awaknya mendadak lenyap misterius di dasar samudera nan buas itu.

Soviet dibuat panik, operasi pencarian pun dilakukan sebab K-129 bukan kapal selam biasa, kapal selam bertenaga nuklir itu membawa tiga rudal balistik dan bersenjata SS-N-4. Sayangnya kapal selam itu tak bisa ditemukan. Akhirnya operasi Search And Rescue dihentikan dengan kehampaan.

Tanpa diketahui Soviet, ternyata tak lama setelah operasi pencarian dihentikan, Amerika menemukan kapal selam itu. Lokasinya sekitar 1.800 mill barat laut Hawaii. Kapal ditemukan di dasar samudera pada kedamana 16.500 kaki dari permukaan laut.

Awalnya Amerika enggak berpikir macam-macam, sebab K-129 ditemukan sudah menjadi bangkai, apalagi di dasar samudera berarus kuat. Hanya saja kemudian otak Amerika berubah arah. Negara Adi Kuasa itu pun memutuskan untuk mencuri bangkai kapal selam itu.

Bagi Amerika bangkai kapal selam itu memiliki nilai yang tak terhingga terutama tentang intelijen kemampuan strategis dari musuh beratnya itu. Akhirnya melalui sebuah pembicaraan rahasia Amerika memilih CIA sebagai operator misi itu didukung Departemen Pertahanan.

Ini bukan misi yang mudah sebenarnya bagi CIA, mereka harus mengangkat kapal selam sepanjang 132 kaki yang beratnya mencapai 1.750 ton. Kapal sebesar itu harus diangkat dari dasar samudera tanpa diketahui siapa pun apalagi Soviet ya.

Cukup lama para insinyur CIA mencari cara, akhirnya pada 1970 menemukan cara untuk menjalankan operasi senyap itu. Mereka memutuskan untuk mengangkat bangkai kapal dengan menciptakan tangan mekanis raksasa agar bisa menggenggam badan kapal selam.

Dalam rencana teknisnya disebutkan tangan raksasa itu bekerja dengan sistem hidrolik yang dirancang melekat pada sebuah kapal besar.

Cara mengangkat ditemukan. Lalu bagaimana menutupi kerahasian operasi itu? Apalagi CIA membutuhkan sebuah kapal permukaan berukuran besar pula untuk melaksanakan pengangkatan bangkai kapal selam.

Pasti ketahuan dong sama Soviet, ditambah di Pasifik kala itu sangat banyak kapal militer Soviet yang hilir mudik untuk berpatroli.

Akhirnya dibuatlah sebuah kapal yang dikamuflasekan sebagai kapal penambangan laut dalam. Dipilihlah kapal milik miliarder dunia Howard Hughes. Dan kapal itu diberi nama Hughes Glomar Explorer.

Penyamaran sangat sempurna, sebab dalam misi itu kapal disebutkan sedang melakukan penelitian kelautan di kedalaman yang ekstrem untuk menambang nodul mangan di dasar laut. Kapal pun dinilai mampu karena memiliki stabilitas dan kekuatan yang mumpuni.

Tak sembarangan juga lho, sebelum dikerahkan dalam misi, kapal masuk ke bengkel untuk dimodifikasi. Empat tahun waktu habis cuma untuk pekerjaan teknis ini. Kapal dibuat dengan ditambahi derek yang mirip dengan rig pengeboran minyak, juga derek pemindah pipa, lalu ada dua kaki docking tinggi menjulang dan tangan raksasa mekanis.

Yang terpenting di bagian pusat bawah kapal dibuat sebuah ruangan lengkap dengan pintu yang bisa dibuka tutup di lantai dasar kapal. Lalu agar saat diangkat kapal selam tak terlihat, ditambahlah sebuah tongkang besar yang dipasang di bawah kapal agar bisa memuat bangkai K-129.

Dengan modifikasi itu dijamin rahasia tak akan bocor. Sebab kondisi kapal sebenarnya tak terlihat dari kapal lain atau dari pesawat terbang. Bahkan dari satelit mata-mata.

Kapal pun dilayarkan dari Long Beach, California dan sampai di lokasi pada 4 Juli 1974. Kapal pun berhenti tepat di atas bangkai kapal selam. Lalu operasi pengangkatan berjalan.

Operasi sangat rumit dan penuh risiko. Sambil mempertahankan posisinya di arus laut, kapal harus menurunkan kendaraan tangkap dengan menambahkan bagian 60 kaki pipa baja pendukung, satu per satu. Ketika mencapai bagian kapal selam, kendaraan penangkap kemudian harus diposisikan untuk mengangkangi bagian kapal selam yang tenggelam, dan rahangnya yang kuat harus meraih lambung kapal.

Lalu kapal harus menaikkan kendaraan penangkap dengan bagian di cengkeramannya dengan membalikkan proses pengangkatan dan melepaskan bagian-bagian pipa pendukung satu per satu sampai kapal selam itu disimpan dengan aman di tempat khusus yang telah dibuat.

Operasi sangat menegangkan, karena setiap saat ada saja kapal-kapal Soviet yang mendekat ke kapal karena penasaran dengan apa yang sedang dilakukan kapal itu di tengah Samudera Pasifik.

Di saat bersamaan bangkai kapal dapat diraih dan diangkat perlahan-lahan. Tapi ada insiden besar terjadi, saat setengah jalan, tiba-tiba kapal selam itu pecah dan separuhnya jatuh ke dasar lautan dan hanya sebagian yang berhasil diangkat.

Saat diperiksa ternyata di dalam kapal selam itu ada enam jenazah tentara Soviet. Jenazah itu kemudian dievakuasi dan dimakamkan dengan layak sesuai tata cara pemakaman militer resmi di lautan. Proses pemakaman diabadikan dengan kamera video. Dan di kemudian hari pada 1992, Direktur CIA, Robert Gates menyerahkan rekaman itu ke Presiden Rusia, Boris Yeltsin.

Operasi belum tuntas lho, karena bagian kapal selam yang jatuh ke dasar Samudera ternyata yang terpenting bagi CIA. Lanjut operasi kedua direncanakan untuk mengangkat lagi sebagian badan K-129.

Hanya saja sebuah peristiwa aneh terjadi. Pada Juni 1974 tepat sebelum kapal dilayarkan lagi ke lokasi, tiba-tiba kantor pemilik kapal disatroni maling dan semua dokumen rahasia tentang misi itu dibawa kabur.

Akhirnya CIA melaporkan peristiwa pencurian itu ke FBI dengan harapan pencuri bisa ditangkap dan dokumen bisa didapatkan lagi. Sialnya FBI juga melibatkan kepolisian setempat dan akhirnya kasus pencurian itu jadi heboh dan mengundang perhatian media masa.

Karena sudah geger kemana-mana, Direktur CIA waktu itu, William E Colby secara pribadi meminta kepada semua yang terlibat dalam operasi untuk tutup mulut. Pada Februari 1975 berita kasus pencurian dokumen terbit di Los Angeles Times.

Kemudian wartawan investigasi Jack Anderson menyampaikan berita di televisi nasional bahwa tak ada rahasia penting yang didapatkan di kapal selam itu. Malahan operasi itu cuma menghabiskan uang negara. Akhirnya ramailah wartawan menyerbu ke Long Beach tempat kapal Glomar akan berangkat menjalankan operasi kedua.

Dan tak lama kemudian semua kisah itu bocor ke Soviet, lalu Soviet mengerahkan kapal-kapal perangnya ke lokasi operasi CIA itu. Gedung Putih pun membatalkan operasi lanjutan. Sedangkan kapal Glomar pada akhirnya berganti nama jadi GSF Explorer dan kini dipakai untuk pengeboran dan eksplorasi minyak laut dalam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya