ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan ke Penjara Jalalabad

VIVA Militer: Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
Sumber :
  • Independent.co.uk

VIVA – Milisi Negara Islam Irak dan Islam Levant (ISIL) Afganistan atau yang dikenal sebagai kelompok gerilyawan yang berafiliasi dengan ISIS di provinsi Nangarhar, Afganistan mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan kelompoknya ke penjara Jalalabad, Afganistan pada hari Minggu malam, 2 Agustus 2020 lalu. 

Digembleng Sebulan Lebih, 27 Prajurit Wanita Angkatan Laut Dapat Brevet Terjun Payung Free Fall dari Wakasal

Dikutip VIVA Militer dari Al-jazeera, serangan kelompok ISIS/ISIL yang mensasar penjara itu sengaja dilakukan sebagai serangan balasan atas insiden pembunuhan terhadap salah seorang komandan senior ISIL yang dibunuh oleh pasukan khusus Afganistan di dekat Jalalabad, sekitar 150 km (93 mil) timur ibukota, Kabul pada hari Sabtu, 1 Agustus 2020 lalu. 

Dan penjara Jalalabad merupakan salah satu tempat tahanan yang diperuntukan bagi para tahanan Taliban dan IS di Afganistan. Serangan itu disinyalir untuk membebaskan secara paksa para milisi IS yang selama ini telah ditahan oleh militer Afganistan di Jalalabad.

Tentara Korut Ditarik dari Perbatasan Ukraina, Ada Apa?

Sebagaimana telah diberitakan VIVA Militer sebelumnya, serangan kelompok bersenjata ISIS itu dilakukan oleh sekitar 30 orang milisi bersenjata lengkap. Serangan awalnya dilakukan menggunakan bom mobil yang sengaja digunakan untuk menabrak gerbang penjara yang dihuni oleh 2000 lebih tahanan itu. Setelah bom mobil berhasil meluluh lantakan gerbang penjara Jalalabad, kelompok milisi IS ini langsung meringsek masuk sambil menembaki ke arah para penjaga penjara yang tengah berjaga.

VIVA Militer : Korban serangan kelompok ISIL ke penjara Jalalabad, Afganistan

TNI Siapkan 514 Titik Lahan Guna Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis Ala Presiden Prabowo

Menurut otoritas Afganistan, setidaknya 24 orang dikabarkan tewas atas serangan ke penjara Jalalabad itu. Tiga orang diantaranya diidentifikasi sebagai kelompok IS, dan 21 orang lainnya terdiri dari penjaga lapas Jalalabad dan warga sipil. Selain itu, serangan tersebut telah menyebabkan 43 orang lainnya mengalami luka-luka. 

Serangan pembebasan paksa kelompok militas IS itu telah menyebabkan 1000 orang lebih tahanan melarikan diri, termasuk diantaranya para tahanan yang berafiliasi dengan kelompok penyerang, IS.

"Sampai siang hari Senin, sekitar 1000 tahanan telah ditangkap kembali oleh polisi," kata Anggota parlemen di Ibukota Provinsi Nangarhar, Sohrab Qaderi. 

Hingga saat ini, pihak kepolisian yang dibantu oleh pasukan khusus Afganistan melakukan penyisiran di kota Jalalabad guna mengejar para buronan yang melarikan diri bersama kelompok gerilyawan IS. Pemerintah kota Jalalabad pun memberlakukan jam malam dan menutup seluruh toko-toko dan tempat keramaian lainnya  guna mempersempit ruang gerak kelompok IS di Jalalabad, provinsi Nangarhar, Afganistan. 

Untuk diketahui, kelompok ISIL yang berbasis di provinsi Nangarhar ini dikenal sebagai kelompok teroris tersadis di Afganistan. Pada 12 Mei silam, kelompok ISIL ini juga telah melakukan aksi bom bunuh diri dengan mensasar tempat prosesi pemakaman seorang komandan polisi di provinsi itu. Salah seorang dari ISIL melakukan aksi bom bunuh diri di acara pemakaman tersebut, hingga menewaskan 32 orang pelayat. 

Bahkan, sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan lalu memperkirakan ada sekitar 2.200 anggota ISIL di Afghanistan. Dalam laporan PBB itu juga telah menegaskan, kelompok ISIL Afganistan adalah salah satu kelompok yang masih sangat potensial melakukan serangkaian serangan mematikan, meskipun belakangan pemerintah Afganistan mengaku telah berhasil menyepakati untuk konflik senjata dengan Hizbullah di Afganistan beberapa waktu lalu. 

Baca : ISIS Menggila, Penjara Afganistan Diserang Ribuan Tahanan Kabur 

Ilustrasi/Proses autopsi korban penembakan

Terpopuler: Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas, Bapak Kopassus yang Ditakuti Elite Militer RI

Peristiwa penembakan polisi kembali menjadi sorotan publik menyusul kasus seorang perwira polisi menembak anak buahnya sendiri di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024