Amerika Babak Belur, Militer Jerman dan Prancis Stop Beli Senjata

VIVA Militer: Tank tempur militer Jerman.
Sumber :
  • Bundeswehr

VIVA – Rupanya posisi Amerika Serikat sebagai pedagang alat perang kian babak belur. Sudah mulai banyak negara yang ogah membeli produk senjata dari Negeri Paman Sam.

Terpopuler: Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas, Bapak Kopassus yang Ditakuti Elite Militer RI

Yang terbaru, Jerman dan Prancis menyatakan tak lagi mau membeli senjata dari Amerika dan mengakhiri ketergantungan teknologi alat perang dari negeri agresor itu.

Keputusan Jerman dan Prancis putus hubungan dagang senjata dengan Amerika dimuat dalam laporan koran Jerman, Wlet am Sonntag, dikutip VIVA Militer Senin, 3 Agustus 2020.

Digembleng Sebulan Lebih, 27 Prajurit Wanita Angkatan Laut Dapat Brevet Terjun Payung Free Fall dari Wakasal

Jerman dan Prancis akan memproduksi senjata sendiri buatan Eropa. Kedua negara ini tak mau lagi tekanan dalam mengekspor senjata keluar negeri, seperti yang mereka alami selama bergantung pada produk senjata Amerika.

Selama ini Amerika menggunakan cara keras agar negara-negara Eropa terikat dalam monopoli dagang senjata mereka. Amerika menggunakan Peraturan Lalu Lintas Internasional (ITAR) untuk mengendalikan perdagangan senjata di Eropa. Dengan landasan hukum itu, Amerika dengan mudahnya memblokir ekspor senjata Eropa ke negara lain.

Tentara Korut Ditarik dari Perbatasan Ukraina, Ada Apa?

VIVA Militer: Pesawat tempur militer Jerman.

Dengan keputusan ini, Jerman dan Prancis melalui pabrikan senjata lokal mereka akan menghapuskan teknologi Amerika dan memproduksi helikopter, jet tempur dan senjata serbu untuk militer Jerman. Dan ITAR tak berlaku lagi bagi negara Eropa.

"Tanpa ITAR dan sistem peraturan AS lainnya, Eropa mendapat lebih banyak kebebasan dalam siapa yang memasok dengan produk militer," kata Florent Chauvancy, direktur penjualan Departemen Mesin Helikopter dari pabrikan Prancis Safran.

Keputusan Jerman dan Prancis ini juga akan membuat iklim keamanan di Eropa menjadi lebih terkendali. "Salah satu keuntungan dari produk 100 persen buatan Eropa adalah bahwa data perusahaan ini tetap di Eropa dan tidak jatuh ke tangan negara-negara non-Eropa," ujar Chauvancy.

Keputusan Jerman dan Prancis ini dibuat setelah Amerika memutuskan untuk menarik 12.000 pasukannya dari Jerman. Berlin menilai langkah Amerika itu dapat melemahkan aliansi militer NATO.

Amerika menarik pasukannya dengan alasan Jerman gagal memenuhi target pengeluaran NATO. Penarikan pasukan Amerika langsung diumumkan Presiden Donald Trump bulan lalu.

Baca: Mengejutkan, PM Irak Dituduh Bantu Amerika Bunuh Jenderal Soleimani

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya