Ada Jenderal Musuh Berat Amerika di Balik Rudal Nabi Besar SAW 14

VIVA Militer: Komandan AU Aerospace IRGC, Brigadir Komandan Amir-Ali Hajizadeh.
Sumber :

VIVA – Tentara Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran baru saja membuat geger dunia karena secara tak terduga meluncurkan rudal balistik dari bawah tanah.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

Peluncuran rudal jarak jauh dilakukan saat IRGC menggelar latihan perang besar-besaran di Selat Persia dan Selat Hormuz.

Dalam latihan yang diberi nama Operasi Payambar-e Azam 14 atau Operasi Nabi Besar SAW 14.

KSAL: Fungsi Pengawasan Miliki Peran Penting dalam Menjamin Program Kerja TNI AL

IRGC menyatakan bahwa Iran merupakan negara pertama di dunia yang memiliki rudal balistik yang mampu diluncurkan dari bawah tanah.

Meski begitu IRGC tak mau membeberkan identitas rudal balistik itu. Bahkan disebut sebagai rudal rahasia.

TNI AL Kembali Akan Kirim Pasukan Satgas MTF TNI Konga ke Lebanon untuk Jalankan Misi Perdamaian Dunia

Namun, di balik kesuksesan militer Iran itu, ada sosok penting yang memiliki peran utama. Mau tahu siapakah dia? Simak ulasan VIVA Militer Kamis 30 Juli 2020.

Ya, dia adalah Komandan Angkatan Udara Aerospace IRGC, Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizedah.

Hajizedah bukan sembarang jenderal lho, namanya sebenarnya sudah sangat terkenal di dunia. Dia  merupakan musuh besar Amerika Serikat. Bahkan telah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat.

Hajizedah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan Amerika pada 2019, sanksinya sangat berat. Seluruh asetnya dibekukan dan tak bisa berbisnis dengan Amerika.

Nama Hajizedah semakin melejit ketika pada Januari 2020 pasukannya secara tak sengaja menembak jatuh pesawat penerbangan sipil, Ukraina International Airlines.

Ketika itu Hajizedah sangat terpukul dengan bencana yang melibatkan pasukannya itu.

Sebelum menciptakan rudal rahasia bawah tanah, pada 2016 Hajizedah juga menciptakan rudal jarak jauh yang memiliki daya jelajah hingga 2000 kilometer. Rudal di dipamerkan dalam latihan perang berjuluk Operasi Eghtedar-e Velayata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya