Amerika Kirim 2 Pesawat Pembom, China Uji Coba Rudal Helikopter
- Xinhua
VIVA – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China dipastikan akan semakin meruncing. Akhir pekan ini, Amerika dan China sama-sama melakukan aktivitas militer, untuk memperkuat pertahanannya masing-masing.Â
Dalam berita sebelumnya, VIVA Militer menginformasikan bahwa Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) mengirim dua pesawat pembom, Rockwell B-1 Lancer, ke Pangkalan Militer Andersen, Guam. Pengerahan dua pesawat pembom B-1 Lancer adalah untuk mendukung latihan tempur armada militer Amerika di Laut China Selatan.
Sebelum dua pesawat pembom itu datang, armada tempur Amerika sudah menggelar latihan di kawasan itu. Dua kapal penjelajah, dua kapal perusak, dan yang utama adalah dua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, sudah beraksi lebih dulu.
Di sisi lain, ternyata China juga tak mau kalah. Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Bulgarian Military, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dikabarkan telah berhasil melakukan uji coba rudal baru.
Sementara itu, menurut laporan lainnya yang dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post (SCMP), rudal udara-ke-permukaan (Air-to-surface missile) terbaru China masih belum diketahui nama dan spesifikasinya. Uji coba rudal baru dilakukan China di sebuah gurun di Daerah Otonomi Mongolia, Sabtu 18 Juli 2020.
Akan tetapi, pihak militer China membuat rudal baru ini untuk menghalau sistem pertahanan udara. Rencananya, rudal baru ini akan dipasang di helikopter-helikopter tempur China.
Rudal anti-sistem pertahanan udara itu dibuat oleh Institut Teknik Helikopter China, anah perusahaan dari Perusahaan Industri Penerbangan China. Dalam data dari perusahaan itu, rudal jenis ini disebut adalah yang pertama dibuat dalam sejarah militer China.
Pembuatan rudal anti-sistem pertahanan udara China ini kabarnya sempat ditunda, sebagai akibat dari pandemi Virus Corona (COVID-19). Akan tetapi, saat ini produksi sejumlah unit rudal sudah rampung dan siap dites.
Setelah lolos uji coba, rudal ini direncanakan bakal menggantikan peran rudal anti-tanl AKD-9 dan AKD-10. Selain itu, rudal ini juga bisa menggantikan peran rudal anti-kapal YJ-9. Sejumlah ahli juga mengatakan bahwa rudal baru China ini punya kekuatan yang sama dengan Air-Ground-Missile (AGM) milik Amerika.