Ikut Campur di China Selatan, China Akan Buat Perhitungan dengan AS
- Al Jazeera
VIVA – Kekesalan China terhadap Amerika Serikat (AS) sepertinya sudah sampai di ubun-ubun. China benar-benar geram dengan upaya Amerika Serikat yang selalu ikut campur dalam urusan teritorial di Laut China Selatan.
Senin, 13 Juli lalu, Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo telah mengeluarkan pernyataan pedas terhadap China. Pompeo menyebut China akan membuat kerajaan maritim di Laut China Selatan dengan cara memperluas klaim perbatasan di sekitar perairan Laut China Selatan.
Mike Pompeo juga mengatakan, bahwa Amerika tidak akan pernah tinggal diam dengan upaya intimidasi yang dilakukan oleh pasukan militer Xi Jinping terhadap negara-negara tetangga China yang berbatasan dengan Laut China Selatan.
"Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut Cina Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka. Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut Cina Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo dikutip VIVA Militer dari Reuters, Selasa, 14 Juli 2020.
Kedutaan China di Amerika Serikat hari ini pun menanggapi pernyataan Pompeo tersebut. Menurut Kedutaan China, apa yang dituduhkan oleh Amerika Serikat terhadap negaranya adalah tuduhan yang tidak dapat dibenarkan.
China juga mempersoalkan campur tangan AS yang terlalu jauh di Laut China Selatan. Menurut China, campur tangan AS seperti mengerahkan dua kapal induknya awal Juli lalu ke Laut China Selatan justru dapat membangkitkan ketegangan dan memicu konfrontasi wilayah dengan negaranya di Laut China Selatan.
“Amerika Serikat bukan negara yang terlibat langsung dalam perselisihan. Namun, pihaknya terus mencampuri masalah ini,” kata Kedutaan Besar Tiongkok di Amerika Serikat dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs webnya.
"Dengan dalih menjaga stabilitas, itu melenturkan otot, membangkitkan ketegangan dan memicu konfrontasi di wilayah tersebut," ujarnya.
Ketegangan antara China dan Amerika Serikat itu tampaknya menjadi-jadi. Amerika beberapa hari yang lalu telah mengerahkan dua kapal induknya ke Laut China Selatan untuk meredam pengaruh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di perairan Laut China Selatan. Namun, hingga saat ini kekuatan militer China masih belum memberikan respon atas masuknya dua kapal induk AS tersebut.
Jika ketegangan dua negara yang memiliki kekuatan militer yang tangguh di dunia itu bertikai, maka dapat dipastikan perang besar akan terjadi dalam waktu dekat ini.