7 Tentara Dibantai Jet Misterius, Turki Tuduh Militer Prancis Terlibat
VIVA – Serangan jet tempur misterius yang menewaskan 7 tentara Turki di Pangkalan Udara al-Watiya, Libya berbuntut panjang. Kini nama militer Prancis muncul sebagai pihak yang terlibat.
Tuduhan itu dilontarkan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu dalam keterangan pers bersama dengan Pejabat Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell di Ankara.
Menurut Mevlut Cavusoglu, militer Prancis mulai menyerang pasukan Turki di Libya setelah pemimpin Tentara Nasional Libya (LNA), Jenderal Khalifa Haftar mulai terdesak akibat kehilangan beberapa kota strategis dalam perang melawan pasukan Pemerintah Nasional Kesepakatan (GNA).
Memang Mevlut tak merinci apa bentuk keterlibatan militer Prancis dalam serangan malam hari yang terjadi pada Minggu 5 Juli 2020.
Namun berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA Militer, Rabu 8 Juli 2020, Prancis telah mengerahkan pesawat perusak radar sehingga tentara Turki yang berada di Pangkalan Udara al-Watiya tidak bisa mendeteksi datangnya jet-jet tempur misterius yang membombardir tempat itu.
Ada juga informasi yang menyebutkan bahwa serangan itu langsung dilakukan oleh Prancis dengan mengerahkan sebuah pesawat tempurnya. Serangan dilancarkan dengan target khusus, yaitu menghancurkan dua sistem pertahanan udara MIM-23 dan Sistem Peperangan Elektronik milik Turki.
Pangkalan yang dijadikan markas tentara Turki dan GNA itu sebenarnya bukan tempat yang mudah untuk digempur. Karena dilengkapi sistem pertahanan udara mengerikan milik Turki. Tapi di malam serangan itu sistem pertahanan udara tak bekerja sama sekali.
Serangan berlangsung sangat cepat dengan 9 target peledakan. Serangan menyebabkan 7 tentara Turki tewas dengan 4 di antaranya adalah perwira perang. Serangan juga menyebabkan salah satu sistem pertahanan udara hancur.
Baca: Militer Jerman Diguyur Uang 1 Miliar Euro Beli Rudal Perang