Amerika Sudah Gila, Uji Coba Rudal Patriot dalam Gedung Kedutaan Besar

VIVA Militer: Sistem pertahanan udara rudal patriot milik Amerika Serikat
Sumber :
  • Defense News

VIVA – Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) baru saja menguji sistem rudal pertahanan udaranya di Irak. Akan tetapi, uji coba rudal ini menuai kecaman dari pemerintah koalisi Irak.

Trump Abaikan Proses Pemeriksaan oleh FBI untuk Seleksi Calon Menteri, Menurut Media

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari AhlulBayt News Agency, militer Amerika menguji rudal patriot Sabtu 4 Juli 2020. Gilanya, rudal itu justru diluncurkan dari dalam lingkungan Kedutaan Besar Amerika untuk Irak.

VIVA Militer: Tentara Amerika Serikat (AS) di Irak

Terlalu Banyak Kontroversi, Popularitas Netanyahu Menurun di Israel

Sontak, gelombang kecaman dan berbagai respons keras langsung dialamatkan rakyat Irak kepada personel militer dan pemerintah Amerika. Wakil Ketua Parlemen Irak, Hassan Karim al-Kaabi, menyebut bahwa Amerika sudah melakukan tindakan berbahaya dan provokatif.

Al-Kaabi murka lantaran aksi militer Amerika itu jelas melanggar hukum internasional. Pemerintah Irak pun didesak untuk mengambil tindakan cepat untuk menghentikan aksi militer Amerika.

Jalankan Misi Perdamaian Dunia, 7 Prajurit Wanita TNI Siap Operasikan Alat Berat hingga Angkat Cangkul di Afrika Tengah

Dalam laporan lainnya, sebuah media lokal Irak membenarkan bahwa Amerika telah melanggar hukum internasional. Sebab, Kantor Kedutaan Besar Amerika adalah bagian dari Zona Hijau Baghdad, yang sangat dijaga ketat.

Pasca insiden itu, seluruh anggota Parlemen Irak dengan suara bulat menyepakati RUU yang dibuat pada 5 Januari 2020, menuntut penarikan seluruh pasukan Amerika.

VIVA Militer: Wakil Ketua Parlemen Irak, Hassan Karim al-Kaabi

Sentimen anti-Amerika di Irak terus meningkat. Kebencian rakyat Irak muncul saat serangan drone Angkatan Udara Amerika (US Air Force) di Bandara Internasional Baghdad, 3 Januari 2020 lalu.

Selain menewaskan Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Mayor Jenderal Qassem Soleimani, serangan itu juga membunuh Komandan Unit Mobilisasi Rakyat Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya