Jenderal Iran: Amerika Ada dalam Pengawasan Kami!

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami
Sumber :
  • Teheran Times

VIVA – Iran memberikan respons keras pasca pernyataan ancaman yang dilontarkan oleh Amerika Serikat (AS). Demi mencapai keinginannyauntuk memperpanjang masa sanksi embargo Iran, Amerika memberikan ancaman menggunakan kekuatan militernya. Akan tetapi, Iran dengan berani membalas pernyataan Amerika.

Bom Buatan Indonesia Mengudara di Vietnam

Dalam berita sebelumnya, seorang utusan Amerika Serikat yang dikirim ke pertemuan Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Brian Hook, memastikan bahwa opsi menurunkan armada militer akan selalu ada jika Iran tak menghentikan program nuklirnya.

"Kami telah membuat segalanya sangat jelas. Presiden (Trump) juga telah (menyatakan) bahwa Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir. Dan, opsi militer selalu berada di atas meja," ujar Hook kepada Channel 13 News Israel yang dikutip VIVA Militer.

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Ancaman yang dilontarkan oleh Hook tak membuat Iran tinggal diam. Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami, menyebut Amerika sudah ketakutan. Selain itu, Hatami juga memastikan bahwa Iran senantiasa mengawasi seluruh aktivitas Amerika di semua sektor, terutama militer.

"Kegiatan anti-Iran Amerika di berbagai tingkat politik, ekonomo, dan sosial, bertujuan untuk memecah perlawanan rakyat serta mengganggu stablitas keamanan negara. Tetapi, Amerika akan dikalahkan oleh rakyat Iran saat ini. Itu sudah terjadi di masa-masa sebelumnya," ujar Hatami dilansir Mehr Agency.

3 Teroris MIT Ditangkap Densus 88, Peran dan Tugas Masing-masing Diungkap

"Angkatan Bersenjata Iran bekerja sesuai dengan arahan Pemimpin Revolusi, Imam Khamenei, dalam memperkuat kemampuannya membela rakyat dan negara. Kami secara sadar memantau semua aktivitas musuh yang putus asa dan akan selalu tegas menanggapi mereka," katanya.

Perseteruan antara Amerika dan Iran kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, memutuskan menarik negaranya dari perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada 2018. 

Bukan cuma itu, aksi Amerika meminta dukungan kepada sekutunya dan PBB untuk menambah masa sanksi embargo juga membuat Iran semakin marah.

Hubungan Washington dengan Teheran semakin memburuk pasca serangan drone Amerika di Bandara Internasional Baghdad 3 Januari 2020, menewaskan Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Mayor Jenderal Qasssem Soleimani.

VIVA Militer: Rudal balistik Pukguksong-2 (KN-15) militer Korea Utara

Rudal Nuklir Korut Diduga Masuk ke Rusia Lewat Darat

Rudal tersebut mampu menjangkau jarak sasaran hingga sejauh 2.000 kilometer.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024