Tarik Ulur Traktat Senjata Nuklir, Iran Beri Syarat Berat Buat Amerika
- The Inquisitr
VIVA – Siapa sangka, Iran akhirnya mau membuka pintu negosiasi dengan Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, ada syarat yang cukup berat yang harus dipenuhi Amerika jika ingin mengakhiri ketegangan dengan Iran.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, menegaskan bahwa negaranya siap untuk bernegosiasi dengan Amerika terkait program senjata nuklir.
Seperti yang diketahui, hubungan Iran dan Amerika kembali memanas setelah Presiden Donald Trump memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir Rencana Aksi Kompeherensif Bersama (JCPOA) pada 8 Mei 2018.
Penarikan diri Amerika mendapat kecaman dari Iran. Pasalnya setelah mundur dari JCPOA, Amerika malah mencari dukungan untuk memperpanjang sanksi embargo Iran. Sementara, sanksi embargo Iran sudah akan berakhir pada Oktober 2020.
Rouhani juga memastikan Iran siap bernegosiasi dengan negara P5+1, atau kelompok negara yang merupakan Dewan Keamanan Tetap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni Amerika, Inggris, China, Prancis, dan Rusia.
"Jalur negosiasi dengan AS mudah. Tetapi, tergantung pada kembalinya AS ke kesepakatan nuklir dan implementasi semua kewajiban mereka," kata Rouhani dikutip VIVA Militer dari Middle East Monitor.
Akan tetapi, syaratnya Amerika harus meminta maaf kepada Iran dan dunia, serta mengganti kerugian sepanjang masa sanksi embargo. Selain itu, syarat lain yang diajukan Rouhani adalah Amerika harus kembali masuk dalam JCPOA.
"Jika AS serius dan tidak berbohong tentang seruan mereka untuk negosiasi, maka jalannya sudah beraspal. Mereka harus meminta maaf dan kembali ke keputusan internasional. Kemudian, mereka akan melihat Iran bergerak dalam kerangka keadilan hukum dan keputusan internasional," ujar Rouhani.