Tak Ada Lagi Perjanjian, Amerika Siap Kirim Rudal Nuklir ke Asia

VIVA Militer: Rudal balistik nuklirjarak menengah Amerika Serikat, PGM-17 Thor
Sumber :
  • Flickr/Kelly Michals

VIVA – Seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan China, Amerika Serikat (AS) terus memobilisasi armada militernya ke Indo-Pasifik. Kampanya kekuatan militer China di Laut China Selatan, membuat Amerika gerah dan punya misi untuk menghentikannya.

Sayap Militer Hamas Rilis Video Pesan "Keabadian" dari Sandera Israel-AS untuk Donald Trump

Seperti yang diketahui, Angkatan Laut Amerika (US Navy) sudha mengirim tiga kapal induknya ke Samudera Pasifik sebagai respons unjuk kekuatan militer yang kerap dilakukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Tak cuma itu, sejumlah jet tempur semisal F-22 Raptor dan F-35 Lightning II, serta pesawat pembom B-52 Stratofortress, juga sudah bersiaga di Pangkalan Andersen, Guam.

Donald Trump Ultimatum BRCIS yang Mau Ganti Mata Uang Dolar AS

Ternyata tak hanya itu. Menurut laporan Sputnik News yang dikutip VIVA Militer, Amerika juga akan segera mengerahkan rudal balistik nuklir jarak menengah ke kawasan Asia-Pasifik. 

Pengerahan rudal balistik jarak menengah tak lepas dari berakhirnya Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah (INF) antara Amerika dan Uni Soviet/Rusia. Perjanjian yang ditandatangani sejak 8 Desember 1987, sudah berakhir pada 2 Agustus 2019 lalu.

Tak Banyak Pemainnya, Chery J6 Laku Keras di GJAW 2024

Meski muncul dugaan ada kemungkinan moratorium penempatan rudal jarak menengah, Amerika dengan tegas membantahnya. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Perwakilan Khusus Amerika untuk Pengendalian Senjata, Marshall Billingslea.

"Sederhananya, itu tidak akan terjadi," ujar Billingslea.

Tak cuma itu, Billingslea justru malah balik menuduh Rusia lah yang membuat perjanjian INF hancur. Akan tetapi, Billingslea menyebut bahwa kelompok kerja teknis AS dan Rusia masih akan bertemu dalam beberapa hari ke depan di Wina. 

Perwakilan kedua negara akan kembali membahas terkait kontrol senjata nuklir. Billingslea berharap Amerika dan Rusia bisa kembali menemukan poin yang sejalan, mengenai penggunaan senjata nuklir jarak menengah.

Rudal balistik jarak menengah yang dimiliki Amerika adalah PGM-17 Thor, yang diproduksi bersama dengan Inggris mulai 1959 hingga 1960. Rudal PGM-17 Thor memiliki kecepatan maksimal 10 hingga 15 Mach, atau setara dengan 12.300-18500 kilometer per jam, dan mampu menjangkau sasaran sejauh 1.850 hingga 3.700 kilometer.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan AS bahwa negara tersebut akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi.

Suriah Memanas, Menlu Iran Tuding Ulah AS-Israel untuk Kacaukan Stabilitas Asia Barat

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut peningkatan aktivitas kelompok teroris di Suriah bagian dari rencana AS-Israel untuk mengacaukan stabilitas Asia Barat.

img_title
VIVA.co.id
1 Desember 2024