Terungkap, Veteran Militer Beberkan Kelemahan Angkatan Udara AS

VIVA Militer: Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Iran, Hassan Rouhani
Sumber :
  • Fox Business

VIVA – Sanksi embargo ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat sekutunya selama 40 tahun, sama sekali tak membuat Iran kehilangan taringnya. Negeri Mullah tetap mampu membangun kekuatan militer dan persenjataannya.

Imigrasi Tangkap Warga AS Buronan Kasus Predator Seks Anak

Dalam sebulan terakhir, Iran terus memperkuat sistem pertahanannya. Satelit militer pertama "Noor", drone Fotros, hingga rudal kendali Fajr-4, adalah sederet sistem pertahanan udara yang diperkenalkan Iran dalam sebulan terakhir.

Meski mendapat kecaman dan ancaman dari AS dan negara-negara barat lainnya, nyatanya Iran tak pernah berhenti untuk terus meningkatkan kekuatan militernya. Respons keras yang dilontarkan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, tak menciutkan nyali Iran.

AS Tolak Sebut Genosida Israel di Gaza meski Nyatakan Kejahatan Serupa di Sudan

VIVA Militer: Komandan AU Garda Revolusi Iran, Brigjen Amir-Ali Hajizadeh

Tak cuma itu, ancaman perpanjangan sanksi embargo yang juga dikemukakan AS justru dibalas dengan pernyataan siap perang. Hal itu pernah diutarakan oleh Komandan Angkatan Udara Garda Revolusi Iran (IRGCAF), Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh.

Justin Trudeau Ogah Kanada Jadi Bagian dari Negara AS

"Amerika, dan bahkan (negara-negara) yang dengan kekuatan yang lebih besar, tidak akan berani melakukan apapun," ujar Hajizadeh dikutip I24 News.

Di sisi lain, seorang veteran militer AS, Gordon Duff, justru membeberkan kelemahan Angkatan Udara AS (US Air Force). Meski memiliki sejumlah jet tempur siluman canggih, Angkatan Udara AS dinilai tak memiliki pilot berpengalaman.

VIVA Militer: Jet tempur Angkatan Udara Iran melepaskan rudal Fajr-4

Pilot-pilot AS disebut Duff hanya bisa membom sasaran, dan bukan duel di udara. Bukan cuma itu, menurut Duff saat ini Angkatan Udara AS hanya mengandalkan kecanggihan pesawat tanpa awak atau drone.

Sebaliknya, kekuatan IRGCAF diprediksi Duff memiliki lusinan Sukhoi Su-57 buatan Rusia. Dengan dukungan Angkatan Laut Iran (NEDSA) dan sejumlah rudal, Iran dinilai Duff sudah memiliki kekuatan militer yang lengkap dan bisa mengancam AS.

"Dengan kekuatan laut dan rudal, kemampuan tambahan ini akan menghilangkan kelemahan utama. Pilot Amerika tidak pernah menghadapi musuh di udara sejak (Perang) Vietnam. Itu berarti, tidak ada pilot Amerika yang memiliki pengalaman pertempuran udara," ujar Duff dikutip IRNA.

"Ini kelemahannya. AS memiliki angkatan udara yang hanya digunakan untuk membom negara-negara yang diduduki, atau semakin tergantung pada drone," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya