LNA Serang Bandara Tripoli, Warga Sipil Mati dan Ledakan Pesawat
- The Defense Post
VIVA – Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) kembali menggencarkan serangan ke arah ibukota Libya, Tripoli. LNA menghujani Bandara Mitiga, yang dikuasai oleh pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA), Sabtu 9 Mei 2020.
Tak tanggung-tanggung, pasukan Khalifa Haftar menembakan sekitar 80 roket ke arah Bandara Mitiga. Salah satu roket itu mengenai tangki bahan bakar yang berada di apprond Bandara Mitiga dan meledakan satu pesawat yang saat itu hendak berangkat ke Spanyol.
"Salah satu pesawat yang rusak sedang bersiap untuk terbang ke Spanyol untuk menjemput warga Libya yang terdampar di Eropa karena Virus Corona," kata pejabat Kementerian Transportasi Libya dikutip VIVA Militer dari Al-Jazeera, Minggu, 10 Mei 2020.
Dalam kesempatan yang sama, seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Libya yang tak disebutkan namanya menyatakan, serangan membabi-buta yang diduga dilakukan oleh pasukan Khalifa Haftar telah menyebabkan enam warga sipil tewas. Sementara itu, puluhan orang mengalami lainnya luka-luka.
Dilihat dari rekaman video yang dirilis oleh Al-Jazeera, kepulan asap hitam terlihat sangat jelas sekali melambung tinggi ke langit di sekitar bandara Tripoli.
Kepulan asap hitam yang diduga disebabkan oleh ledakan dahsyat itu tidak hanya terlihat pada satu titik saja, akan tetapi ada di beberapa titik yang berbeda. Itu menunjukan roket yang dilontarkan oleh pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) itu cukup untuk membuat Tripoli porak poranda.
Perlu diketahui, Tripoli yang dikuasai pasukan GNA selalu jadi sasaran serangan Singa LNA dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, GNA yang didukung oleh pasukan militer Turki saat ini sudah menguasai hampir seluruh kota di Tripoli.
Sehingga, pasukan LNA yang memiliki basis pertahanan di Libya Timur kerap kali menggencarkan serangan ke Tripoli untuk merebut pusat pemerintahan itu dari tangan GNA. Gerakan yang dilakukan oleh pasukan LNA selama ini juga mendapatkan dukungan dari sejumlah negara asing, yaitu Rusia, UAE, dan Mesir.