Gawat, Irak Siap Beli Rudal Rusia Buat Perangi Iran

VIVA Militer: Rudal jarak jauh Rusia, S-300
Sumber :
  • Middle East Monitor

VIVA – Serangan demi serangan yang dilancarkan milisi yang didukung Iran, membuat Irak kebakaran jenggot. Meski didukung militer Amerika Serikat (AS), Irak saat ini tengah berencana untuk membeli rudal dari Rusia.

Irak berkali-kali menerima serangan udara yang dilancarkan ke sejumlah target. Serangan-serangan yang diarahakn ke Iran kerap terkait dengan Angkatan Udara Garda Revolusi Iran (IRGCAF), dan milisi-milisi yang didukung Iran.

Dalam laporan Defense & Security Monitor, Irak pernah mengecam AS akibat serangan ke Bandara Internasional Baghdad awal Januari lalu. Tepatnya pada 3 Januari 2020, drone AS menghujani bandara utama Irak itu dengan bom.

Seperti yang diketahui, serangan drone militer AS ini mengakibatkan tewasnya Panglima IRGC, Jenderal Qassem Soleimani. AS berdalih, serangan itu adalah aksi balasan lantaran sebelumnya milisi Iran juga menyerang Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Empat hari pasca serangan yang menewaskan Soleimani, giliran Iran yang membalas. Pangkalan Udara Al-Asad di wilayah Kegubernuran Al-Anbar, jadi sasaran rudal-rudal IRGC. 

Yang terbaru, Bandara Internasional Baghdad kembali menjadi sasaran rudal-rudal, Rabu 6 Mei 2020 dini hari waktu setempat. Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab, AS dan Irak dipastikan bakal menuduh IRGC dan milisi bentukan Iran.

Oleh sebab itu, Irak merasa harus meningkatkan sistem pertahanan udaranya. Instruksi untuk memperkuat pertahanan udara dinyatakan langsung oleh Perdana Menteri Iran, Adel Abdul Mahdi. Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak langsung merespons.

"Irak perlu meningkatkan sistem pertahanan udaranya untuk melindungi kedaulatan dan mencegah segala pelanggaran di wilayah udara Irak," ujar Ketua Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak, Mohammed Redha al-Haidar.

Siapkan Teror Bom di Moskow, Anggota ISIS Ditembak Mati Intelijen Rusia

Defense & Security Monitor melaporkan juga, sebenarnya Irak sudah mengemukakan niatnya untuk membeli sejumlah artileri udara dari AS. Sayangnya, hingga saat ini AS belum merestui niat Irak.

Artileri yang dimiliki Irak saat ini semisal AN/TWQ-1 Avenger, rudal jarak pendek Pantsir-S1, peluru kendali darat FIM-92 Stinger, dan rudal Sa-24 MANPAD, dinilai belum cukup. Al-Haidar menyebut bahwa pihaknya tengah berencana untuk mendatangkan dua rudal permukaan jarak jauh milik Rusia, S-300 dan S-400.

Bos WHO Nyaris Jadi Korban Serangan Rudal Israel di Bandara Yaman

Opsi alternatif ini bakal dipilih Irak jika AS tidak memberi izin pembelian artileri sistem pertahanan udara. Di sisi lain, Irak tentu bakal mendapat sanksi dari AS jika membeli kedua rudal Rusia itu.

Sebab, AS memiliki Undang-undang Penentang Lawan AS Melalui Sanksi yang ditandantagani Irak pada 2017 lalu. Hal ini dilakukan AS untuk menekan negara yang menjadi pihak ketiga untuk menjauh dari produk-produk industri pertahanan Rusia.

Militer Israel Terobos Lebanon Selatan, Langgar Lagi Gencatan Senjata
VIVA Militer: Ambulans Rumah Sakit al-Shifa Gaza hancur dibom tentara Israel

Pekerja Kesehatan Protes di Parlemen Eropa Tuntut Pembebasan Dokter Palestina yang Ditahan Israel

Pengunjuk rasa berkumpul di Parlemen Eropa di Brussels menuntut pembebasan dokter terkemuka Palestina sekaligus aktivis HAM Dr. Hussam Abu Safiya yang ditahan Israel.

img_title
VIVA.co.id
7 Januari 2025