Inilah Foto Ramadan Paling Menyedihkan Bagi Muslim Dunia

VIVA Militer: Keluarga korban perang Suriah.
Sumber :

VIVA –  Foto keluarga ini mendadak menjadi sorotan dunia, terutama bagi umat Islam dunia. Tahu kenapa?

Rudal Misterius Hantam Pangkalan Tempur Amerika

Dalam foto terlihat sebuah keluarga sedang duduk di karpet sederhana dengan berbagai makanan terhidang di hadapan mereka. Keluarga itu terdiri dari tiga wanita dewasa, seorang pria dewasa dan tiga anak kecil.

Mereka merupakan salah satu warga di kota Ariha di sebuah pedesaan di selatan zona merah Idlib di Suriah.

Otoritas Suriah Sebut Serangan Baru Israel Targetkan Bangunan Perumahan di Damaskus

Tahukah Anda keluarga ini sedang apa? Mereka sedang menunggu waktu berbuka puasa Ramadan tiba.

Yang paling menyedihkan, mereka terpaksa berbuka puasa di reruntuhan rumah mereka yang telah hancur lebur akibat diterjang rudal-rudal yang dilepaskan dari pesawat tempur Rusia.

Serangan Israel Paksa 430.000 Orang Lari dari Lebanon ke Suriah, Menurut Badan Pengungsi PBB

Rumah mereka hancur ketika terjadi perang besar antara koalisi tentara Nasional Suriah pimpinan Presiden Aashar Al-Assad, militer Rusia melawan milisi anti Assad.

VIVA Militer: Keluarga korban perang Suriah.

Sang kepala keluarga bernama Tareq Abu Ziad mengatakan, dia kembali ke rumah dan menemukan semuanya telah hancur. Meski begitu dia tetap akan menghabiskan Ramadan di tengah kondisi yang sangat menyedihkan itu.

"Kami kembali dan menemukan seluruh tetangga hancur. Kami ingin merayakan satu hari selama bulan Ramadan di rumah kami. Setiap tahun kami biasa menghabiskan ramadhan di sini. Sekarang keluarga dan saya di sini di atas kehancuran, menghidupkan kembali ingatan yang sangat sulit dan menyakitkan. Saya berdoa agar Tuhan tidak membiarkan orang lain mengalami ini," katanya dikutip VIVA Militer dari trt, Kamis 7 Mei 2020.

Perang yang terjadi di Idlib memang sudah mereda seiring dilakukan gencatan senjata yang dipelopori Rusia dan Turki. Hanya saja, efek perang besar beberapa bulan lalu itu, tak terhitung rumah warga sipil yang hancur diterjang senjata perang dan tak terhitung berapa nyawa telah melayang. Perang memang kejam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya