Gila, Jumlah Prajurit AS yang Mati Bunuh Diri Meningkat 150 Persen
- Marine Corps Times
VIVA – Menjadi seorang prajurit tak hanya membutuhkan kekuatan fisik, pun dengan mental. Tugas berat menanti setiap detik, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Andai tak kuat mental dan berpikir pendek, bisa jadi mengambil jalan pintas mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Seperti yang terjadi di militer Amerika Serikat (AS). Ternyata, banyak prajurit AS yang justru memilih bunuh diri akibat stres menghadapi pekerjaanya. Mengejutkan, Departemen Pertahanan AS (Departement of Defense) punya laporan perihal prajurit yang bunuh diri.
Dikutip VIVA Militer dari Military Times, ternyata Korps Marinir (US Marines) dan Angkatan Darat (US Army) justru jadi matra yang prajuritnya melakukan bunuh diri. Pada 2018 lalu, ada 325 prajurit dari dua kesatuan tersebut yang tewas akibat bunuh diri.
Gilanya lagi, jumlah tersebut menggenapkan kenaikan kematian personel Marinir dan Angkatan Darat AS sebesar 150 persen. Data lain dari Departemen Pertahanan AS menyebut, 44 persen kasus bunuh diri di militer justru terjadi pada personel yang tidak terdokumentasikan kesehatan perilakunya.
Departemen Pertahanan AS juga mencatat dua cara utama bunuh diri yang dilakukan personel militer. Menggunakan senjata api milik pribadi jadi metode kematian yang paling banyak dilakukan. Selain itu, alkohol dan narkotika jadi metode paling umum lainnya.
Di tahun 2018 juga, ada 1.375 prajurit yang mencoba melakukan bunuh diri. 101 orang diantaranya, pernah melakukan upaya bunuh diri sebelumnya, dan enam dari 101 prajurit akhirnya tewas.
40 persen dari sejumlah kasus bunuh diri di kalangan militer AS adalah stres masalah hubungan. Selain itu, ada masalah hukum/administrasi dan stres pekerjaan jadi faktor lainnya.
Sebagian besar prajurit yang tewas karena bunuh diri adalah pria, dengan persentase 94 persen. Lalu, kebanyakan dari prajurit tewas berkulit putih dengan persentase 42 persen, dan berada di usia antara 20 hingga 24 tahun.