Militer Amerika Kritis Akibat Corona, 2 Juta Tentara China Sehat Semua
VIVA – China mengklaim bahwa Virus Corona atau COVID-19 yang menyerang negara itu secara besar-besaran sejak akhir 2019 sama sekali tidak mampu menembus jantung pertahanan militer mereka.
China menyatakan, tak ada seorang pun dari sekitar dua jutaan prajurit Tentara Pembebasan Rakyat China yang terinfeksi virus corona.
Menurut Direktur Divisi Kesehatan Departemen Dukungan Logistik Komisi Militer Pusat China, Chen Jingyuan menyatakan, virus corona tak mampu menembus pertahanan militer China karena saat wabah melanda, militer China telah menyiapkan langkah pencegahan.
Malahan menurut Jingyuan, serangan virus corona meningkatkan kesiapan bertempur militer China, terutama terhadap perang biologis.
Hal berbeda terjadi di Amerika, militer mereka sedang dalam kondisi kritis, sudah ribuan prajurit militer negara adi kuasa itu yang terinfeksi corona. Bahkan, 4 kapal induk nuklir Amerika Serikat kini lumpuh akibat diserang corona. Kapal induk USS Theodore Roosevelt, Ronald Reagan, Carl Vinson dan Nimitz.
Namun, klaim China itu dianggap hanya propaganda belaka. Analisa ini diungkapkan pakar hubungan luas negeri, Gordon Chang. Menurutnya ketika di wawancarai FOX seperti dikutip VIVA Militer, Kamis 16 April 2020, klaim China itu tak masuk akal.
"Hampir tidak mungkin, seperti yang diklaim, bahwa tidak ada dari 2 juta tentara, pelaut dan pilot Tentara Pembebasan Rakyat telah terinfeksi virus corona, terutama karena beberapa dari mereka pergi ke Wuhan, pusat gempa, di jantung wabah," kata Chang.
Chang menuturkan, klaim China itu merupakan bagian strategi klasik agar militer China terlihat benar-benar dalam kondisi baik dan siap untuk berperang, walau di tenga wabah virus corona.
"Tiongkok sekarang bertindak seolah-olah siap untuk berperang," katanya.
Untuk diketahui, China merupakan pusat pandemi corona pertama dunia. Tercatat lebih dari 80 ribu penduduk terinfeksi corona dan lebih dari 3 ribu meninggal dunia. Namun, kini China sudah mampu pulih dari serangan corona.
Malahan yang tak terduga, kini pusat pandemi corona pindah ke Amerika. Negara adi kuasa ini benar-benar babak belur. Sudah lebih dari setengah juta warga Amerika terinfeksi dan lebih dari 20 ribu meninggal dunia.
Baca: Hujan Rudal di Langit Korea, Korut Langgar Perjanjian Nuklir Lagi