Hujan Rudal di Langit Korea, Korut Langgar Perjanjian Nuklir Lagi
- The Sun
VIVA – Kora Utara (Korut) kembali jadi sorotan setelah menghujani langit di wilayahnya dengan sejumlah rudal, Selasa 14 April 2020 kemarin. Sontak reaksi keras pun muncul dari seteru utamanya, Amerika Serikat (AS). Korut dituding melanggar perjanjian nuklir dan biologi.
Menurut laporan NK News, Korut melepaskan rudal-rudal balistiknya ke pantai timur negara berjaluan komunis tersebut. Apa yang dilakukan Korut jelas membuat resah AS.Â
Meskipun Menurut Kantor Berita Korut KCNA, apa yang dilakukan itu adalah hanya sebuah peringatan ulang tahun mendiang mantan Presiden Korut, Kim Il-sung, yang merupakan kakek Jong-un.Â
Apa yang dilakukan Korea itu direspons oleh Departemen Luar Negeri AS (US Departemen of State), dalam pernyataannya dalam siaran pers. US Departemen of States dengan tegas menyatakan bahwa Korut melanggar dua perjanjian yang telah disepakati soal senjata nuklir dan biologi.
Kedua perjanjian tersebut adalah Non-Proliferation of Nuclear Weapon (NPT) dan Biological Weapons Convention (BWC). Hal ini cukup membingungkan. Mengingat, Korut sebenarnya sempat ikut menandatangani NPT pada 12 Desember 1985. Akan tetapi, Korut pada akhirnya mundur dari NPT pada 2003 silam.
"Kegiatan nuklir Korea Utara yang berkelanjutan memperjelas bahwa Korea Utara tidak menaati komitmennya dalam Pernyataan Bersama Pembicaraan Enam Pihak 2005, untuk meninggalkan semua senjata nuklir dan program nuklir yang ada," bunyi pernyataan Deplu AS dikutip NK News.
"Seperti yang dibahas dalam laporan sebelumnya, Korea Utara gagal memenuhi komitmennya berdasarkan kerangka kerja yang telah disetujui pada 1994. Korea melanggar kewajiban perlindungan IAEA (International Atomic Energy Agency/Badan Tenaga Atom Internasional)," lanjut pernyataan Deplu AS.
Seperti yang diketahui, mesi di tengah pandemi Virus Corona atau COVID-19 Korut masih fokus untuk terus memperkuat artilerinya. Hal ini yang dianggap merupakan ancaman nyata bagi Negeri Paman Sam.
"Kami tidak bisa membiarkan keamanan masa depan hanya untuk hasil ekonomi yang terlihat, kebahagiaan, keamanan dalam kenyataan saat ini. Sebab, tindakan bermusuhan dan ancaman ancaman nuklir terhadap kami semakin meningkat," pernyataan Deplu AS.