Intelijen Gagal Mata-matai China, Amerika Terpuruk Diterjang Corona
- White House
VIVA – Intelijen Amerika Serikat diduga kuat telah melakukan kegagalan dan kesalahan besar dalam memata-matai China saat negara itu sedang menghadapi kondisi terparah akibat serangan Virus Corona atau COVID-19 di Kota Wuhan pada November 2019.
Disebutkan, akibat kesalahan itu, kini Amerika Serikat benar-benar babak belur diserang virus corona. Sudah lebih dari setengah juta penduduk terinfeksi dan 20 ribu lebih meninggal dunia.
Pejabat di Amerika mengatakan kepada NBC, seperti dikutip VIVA Militer, Senin 13 April 2020, para agen intelijen yang ditugaskan memantau kondisi di China ternyata tak memahami tanda peringatan bahaya pandemi global yang bakal terjadi setelah serangan corona di negeri tirai bambu itu.
Padahal intelijen yang dikerahkan untuk masalah ini bukan agen-agen biasa, mereka memiliki kualitas kecerdasan menganalisa yang baik dan mereka memiliki peralatan penyadapan yang canggih. Bahkan data dari penyadapan komunikasi serta gambar-gambar situasi di China sangat lengkap.
Hanya saja, intelijen gagal melakukan analisa dan memprediksi wabah corona di China kala itu bakal menjadi wabah dunia dan bakal menyerang Amerika secara besar-besaran.
Beberapa hari lalu Departemen Pertahanan  Amerika telah membantah laporan ABC News yang menuliskan bahwa intelijen amerika telah memperingatkan bahaya corona sejak bulan November 2020.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa laporan media tentang keberadaan, pelepasan produk, penilaian yang berhubungan dengan National Center for Medical Intelligence (NCMI) pada bulan November 2019 salah. Tidak ada produk NCMI semacam itu," kata Direktur NCMI Kolonel AU Dr. R. Shane Day.
Jadi meski telah bekerja memata-matai China, ternyata intelijen tidak memiliki penilaian formal yang dibuat pada bulan November. Dan karena itulah intelijen tak memiliki hasil intelijen tentang corona di Wuhan.
Penilaian formal tentang data intelijen yang dihasilkan baru ditulis pada Desember 2020. Materi dan informasi lainnya termasuk data berita dan laporan media sosial hingga akhirnya mendapatkan hasil yang dituangkan pada laporan intelijen yang diserahkan pada Presiden Donald Trump pada Januari 2020. Namun, tidak diketahui apakah Trump membaca informasi itu atau tidak.
Dan kemungkinan besar Trump tidak membaca dan mengkajinya. Hal itu terbukti dengan kondisi Amerika yang semakin parah diterjang badai virus corona.
Yang paling parah  lagi, dari beberapa hasil penelitian beberapa lembaga di Amerika, ternyata virus corona yang menyerang Negeri Paman Sam bukan dari Asia. Tapi dari Eropa.