Armenia Tenteng Lusinan Artileri Berat ke Perbatasan Azerbaijan
- trtworld.com
VIVA – Kementerian Pertahanan Azerbaijan kembali memberikan pernyataan terkait serangan yang dilancarkan militer Armenia di wilayah Kalbajar, Kamis 15 September 2022. Serangan ini terjadi justru beberapa saat setelah Armenia dan Azerbaijan sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
Dilansir VIVA Militer dari TRT World, pasukan militer Azerbaijan yang berbasis di Kalbajar jadi sasaran serangan artileri berat Angkatan Bersenjata Armenia. Kementerian Pertahanan Azerbaijan memastikan, militer Armenia menggunakan meriam D-20 (M1955) 152 mm dan D-30 (2A18) 122 mm.
"Meskipun seruan masyarakat internasional dan kesepakatan gencatan senjata tercapai, Angkatan Bersenjata Armenia terus melakukan serangan dan provokasi di wilayah perbatasan menggunakan artileri dan senjata api berat lainnya," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Konflik bersenjata antara Armenia dan Azerbaijan yang meletus dalam dua hari terakhir, kabarnya sudah menimbulkan 155 prajurit dari kedua belah pihak. Serangan yang dilancarkan militer Armenia itu terjadi justru setelah negara pecahan Uni Soviet menyatakan sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari France 24, Sekretaris Dewan Keamanan Armenia, Armen Grigoryan, sempat mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata telah dicapai, sekitar pukul 20.00 malam, Rabu 14 September 2022 waktu setempat.
"Dengan partisipasi masyarakat internasional, gencatan senjata telah tercapai," ucap Grigoryan dalam pidatonya di saluran televisi nasional Armenia, Public Television of Armenia.
Situasi perbatasan Armenia-Azerbaijan kembali memanas dalam beberapa bulan terakhir. Azerbaijan yang menguasai sejumlah wilayah yang dihuni oleh penduduk etnis Armenia, menuduh tetangganya sengaja melakukan provokasi agar kembali bisa menduduki daerah-daerah tersebut.
Pada 27 November 2022 Azerbaijan dipastikan jadi pemenang dalam Perang Nagorno-Karabakh, yang pecah selama 44 hari melawan pasukan militer Armenia yang didukung oleh milisi Artsakh (Nagorno-Karabakh).
Dalam kesepakatan itu, Azerbaijan dipastikan menguasai sejumlah daerah di perbatasan Jabrayil, Fuzuli, Zangilan, Gubadli, dan Shusha, dari pendudukan ilegal Armenia selama hampir 30 tahun. Armenia juga mengembalikan distrik Aghdam, Kalbajar, dan Lachin yang diduduki ke Azerbaijan.