Transformasi Manajemen, Cara Organisasi Pemerintah Sesuaikan Perubahan

Webinar Kemitraan LAN dan Tanoto Foundation Seri II.
Sumber :

VIVA – Saat ini dunia dihadapkan dengan yang dinamakan VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity). Dengan kondisi tersebut, segala sesuatu harus bergerak cepat merespon berbagai perubahan. Organisasi sektor publik pun tidak boleh kaku dan berjalan laksana mesin. Meskipun tekanan yang dihadapi oleh organisasi sektor publik tidak sekuat tekanan pada sektor swasta, namun persaingan antar negara dalam menarik investasi asing sangat ketat. Organisasi pemerintah yang lambat dalam merespon segala sesuatu, tentu sangat tidak menarik bagi para investor.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si., saat menjadi Keynote Speaker pada Webinar Kemitraan LAN dan Tanoto Foundation Seri II dengan tema “Transformasi Manajemen ASN untuk ASN Unggul” melalui aplikasi Zoom dan Youtube Lembaga Administrasi Negara RI, Kamis (16/7).

“Salah satu VUCA yang terjadi dan mengguncang dunia saat ini adalah adanya pandemi Covid-19. Hampir semua sektor kehidupan terkena dampak dari pandemi tersebut. Salah satu sektor yang terdampak adalah sektor publik (pemerintahan). Data dari Badan Kepegawaian Negara, 38% dari 4,2 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini diisi oleh pelaksana administrasi, hal ini menjadi beban bagi anggaran negara dan memperlambat jalannya layanan publik (dead-weight). Besarnya porsi pelaksana administrasi umum yang tidak memiliki kompetensi (keahlian/keterampilan) spesifik dalam menjalankan roda birokrasi, dirasa hanya menjadi parasit birokrasi dan membuat pelayanan publik tidak berjalan dengan baik”, tambah Adi Suryanto.

Adi juga menyampaikan, saat ini proses reformasi birokrasi bidang aparatur negara dalam struktur substansi pembangunan nasional menempati ruang yang sangat strategis dan mendapatkan momentum emas (golden opportunity). Hal ini dikarenakan pemerintahan Presiden Joko Widodo - KH. Ma’ruf Amin telah memfokuskan diri pada aspek pembangunan sumber daya manusia/SDM.

Idealnya, tata birokrasi Indonesia 5 (lima) tahun ke depan dilaksanakan berdasarkan pada telaah teoritis dan diskursus yang mengarah pada 2 (dua) konsep besar model ideal governance, yakni dynamic governance dan diversity governance. Dengan pilar-pilar strategisnya meliputi beberapa aspek, yaitu manajemen ASN, kelembagaan dan proses bisnis organisasi, akuntabilitas kinerja dan pengawasan, pelayanan publik, dan pemanfaatan teknologi informasi, komunikasi (TIK) dalam lingkup sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE).

“Dalam upaya mewujudkan birokrasi berkelas dunia utamanya dengan kondisi tatanan kehidupan baru (new normal),  dipandang perlu menguatkan pilar-pilar seperti: profesionalitas SDM ASN, simplifikasi kelembagaan, pelayanan publik yang prima, tatalaksana dan akuntabilitas, serta kebijakan publik berbasis data. Salah satu adaptasi yang dilakukan LAN dalam upaya pengembangan kompetensi ASN yakni melalui ASN Corporate University yang berupaya untuk mengintegrasikan seluruh bentuk pengembangan kompetensi ASN sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Goals dari itu semua diharapkan dapat melahirkan ASN unggul yang mampu memberikan pelayanan publik secara prima, sehingga dapat menjadi katalisator peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas”, tutupnya.

Sejalan dengan apa yang disampaikan Adi Suryanto, Kepala BKN, Dr. Ir. Bima Haria Wibisana, MSIS menyampaikan bahwa beberapa penelitian akhir-akhir ini menunjukkan adanya efisiensi dan peningkatan produktivitas pegawai yang naik sebanyak 13% semenjak diberlakukannya WFH. Rapat-rapat yang sebelumnya memerlukan tatap muka langsung kini telah berganti virtual yang menyebabkan meningkatnya jumlah waktu yang digunakan untuk rapat hingga mencapai 44%. Hal tersebut menciptakan tren normal baru pekerjaan ASN yang meliputi peningkatan volume dan konektivitas data kerja, peningkatan tuntutan analisis dan pengolahan big data, dan peningkatan transaksi dan interaksi pekerjaan secara digital.

“Tren normal baru ini juga berlanjut pada kebutuhan pelayanan pada masyarakat. Selama 3 (tiga) bulan ini, masyarakat telah mendapatkan pelayanan secara digital dan enggan untuk kembali pada pelayanan manual. Untuk itu, pemerintah dituntut untuk menemukan terobosan dan inovasi-inovasi baru dalam upaya peningkatan pelayanan digital kepada masyarakat,” tambah Bima.

Menteri Azwar Anas Terbitkan Surat Edaran Atasi Judi Online di Lingkungan Instansi Pemerintah

Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemenkominfo, Dr. Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. mengatakan bahwa aspek utama dalam transformasi manajemen ASN adalah adanya pola kerja baru jabatan struktural dan fungsional yang saling mendukung dan pemanfaatan teknologi untuk mempercepat transformasi manajemen sekaligus meningkatkan produktivitas, monitoring dan evaluasi.

“Kemenkominfo selaku regulator dalam penerapan Indonesia Digital Nation tengah melakukan langkah-langkah strategis antara lain penyiapan infrastruktur yang memadai, pengawasan terhadap aplikasi-aplikasi pemerintah dan swasta serta pengawasan terhadap aktivitas digital masyarakat”, tambah Semuel.

Pengamat Anggap Netralitas ASN dalam Pilkada Sesuatu yang Bertentangan

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen ASN, LAN Dr. Agus Sudrajat, MA menyampaikan perlunya reward yang memadai bagi ASN yang berkinerja tinggi, memiliki resiko tinggi serta ASN yang ditempatkan di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan).

“Saat ini, LAN sendiri tengah melakukan kajian Kebijakan Asimetris Kesejahteraan ASN yang Berkeadilan dan Berkelayakan untuk mewujudkan Smart ASN. Dalam kajian tersebut, ia berharap dapat menjadi pertimbangan para pemangku kebijakan untuk untuk lebih memperhatikan kesejahteraan ASN”, harapnya.

Laporan Ketidaknetralan ASN Potensi Meningkat pada Pilkada daripada Pemilu, Menurut Bawaslu

Pada tataran kebijakan, Direktur Aparatur Negara, Bappenas, Tatang Muttaqien, Ph.D. menyampaikan dibutuhkan pengembangan soft skill dan hard skill dalam mewujudkan Smart ASN. Tatang mencontohkan pada masa pandemi Covid-19, penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah.

“Pengalaman di Bappenas sendiri dalam penerapan Work From Home menerapkan sistem kerja yang terintegrasi secara digital atau dikenal dengan Integrated Digital Workspace. Dalam sistem kerja tersebut, pembagian tugas dan pekerjaan bisa dilakukan lebih merata dan terukur, serta dapat dimonitor langsung oleh menteri,” terangnya.

Pemateri terakhir, ASN Muda Kementerian Keuangan peraih Penghargaan Top 3 PNS Inspiratif Piala Adhigana 2019, Jaya Setiawan Gulo berkesempatan membagikan pengalamannya dalam upaya meningkatkan daya saing ASN. Seorang ASN harus berani berubah ke arah yang lebih baik lagi. Tanamkan jiwa perubahan yang dapat dimulai dari diri kita. Selanjutnya, berani untuk bermimpi besar dan jadilah orang sederhana dan dipercaya. Kepercayaan adalah mata uang paling mahal di dunia. Sebagai ASN milenial akan sangat senang, apabila diberikan kepercayaan untuk melakukan pekerjaan oleh pimpinannya .

“Penting sebagai refleksi diri kita untuk menemukan jawaban mengapa kita bekerja menjadi seorang PNS, sehingga apa yang kita kerjakan ini memiliki tujuan. Kualitas hidup kita bukan dilihat dari seberapa kita hidup di dunia, melainkan kontribusi atau manfaat yang sudah kita berikan pada orang lain, pada ibu pertiwi”, tutup Gulo.

Acara webinar yang dimoderatori oleh Indri Dwi Aprilyanti, Ph.D ini merupakan seri kedua dari rangkaian empat webinar yang diselenggarakan oleh LAN bekerja sama dengan Tanoto Foundation. Webinar sebelumnya diselenggarakan pada 25 Juni dengan topik “Jalan Menuju ASN Unggul Pasca Pandemi”.

“Tanoto Foundation sangat mendukung upaya percepatan reformasi birokrasi ini. Wabah Covid-19 telah memperlihatkan kepada kita sebuah visi mengenai tatanan baru dunia ke depannya. ASN atau birokrasi harus bisa mengikuti dan beradaptasi dengan segala perubahan tersebut. Saya mengucapkan selamat berdiskusi kepada seluruh pihak yang terlibat,” pesan CEO Global Tanoto Foundation, J. Satrijo Tanudjojo dalam kesempatan terpisah.

Acara ditutup dengan pesan singkat Aryanti Safitri (Head of Civil Service Leadership Development Program Tanoto Foundation) untuk mengikuti kegiatan webinar selanjutnya yaitu seri ketiga dengan mengusung tema Inovasi Pengembangan Kompetensi ASN dalam Mendukung Terwujudnya ASN Unggul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya