Manado Sulut Catat Dua Langkah Kemajuan Pariwisata Lagi

Bandara Sam Ratulangi Manado.
Sumber :

VIVA.co.id – CEO Commitment memang nomor satu dalam pengembangan pariwisata di sebuah daerah. Contohnya sudah banyak. Pimpinan daerah yang concern dan serius mengembangkan pariwisata, dengan cepat, pariwisatanya maju. Begitu pun sebaliknya, kalau tidak punya komitment, sehebat apapun potensi wisatanya, tidak akan tereksplorasi dengan baik. Manado Sulawesi Utara adalah contoh konkret CEO Commitent men-drive kemajuan pariwisata daerahnya.

Jelang Liburan Nataru, Wamen Pariwisata Cek Toilet Taman Safari di Bogor

Ada dua hal baru yang bakal hadir  1 September nanti. Pertama, direct flight Manado keenam kota di Cina itu akan berlanjut ke regular flight, terjadwal harian. Bukan lagi chartered flight.

“Ini adalah kemajuan di bidang akses yang sangat berarti bagi pariwisata di Manado dan Sulut untuk pasar Tiongkok,” jelas Kadispar Sulawesi Utara Happy Korah, di Manado.

Dukung Pariwisata Indonesia, Waketum Koordinator Kadin Sebut Stakeholders Harus Bekerja Sama

Kedua, 1 September 2016 juga akan ada rute Manado-Davao-Filipina pp yang siap menyusul. Diharapkan dengan adanya penerbangan langsung ini, jumlah turis yang datang ke Indonesia akan lebih meningkat.

“Mulai 1 September ada penerbangan langsung Manado-Davao dengan Wings Air. Namun Lion Air Group belum menyurat terkait slot time (jadwal kedatangan dan keberangkatan, red),” ujar General Manager Angkasa Pura I Bandar Udara Sam Ratulangi Halendra Waworuntu.

Ketika Pariwisata Lebih dari Sekadar Destinasi

Pembukaan rute Manado-Davao City pp diyakini bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Maklum, Manado dekat dengan Filipina tidak terlalu jauh. Tidak sampai 1.000 km atau sekitar 90 menit terbang dengan Boeing 737-800, Davao-Manado sudah bisa dijelajahi. Bila dikolaborasikan dengan wisata di Manado dan destinasi pariwisata lain yang sudah berkelas dunia, hasilnya dinilai bisa dahsyat.

“Atraksinya sudah kelas dunia. Wisata baharinya kuat, baik 'underwater' maupun bentang pantai. Jadi pembukaan rute Manado-Davao ini sudah pas. Aksesnya dekat ke Pulau Cebu, Davao, Filipina. Turis di sana bisa ditarik juga ke Manado,” kata Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.

Dan tak hanya Lion Group yang melirik rute Manado-Davao. Maskapai penerbangan Brunei, Korea Selatan dan Jepang juga sudah mulai menjajaki penerbangan antarnegara ASEAN itu.

“Memang sudah mulai banyak yang tertarik membuka rute penerbangan menuju Manado. Mudah-mudahan sampai Desember 2016 bisa bertambah 12 rute penerbangan per hari,” kata Olly.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji langkah cepat Gubernur Olly Dondokambey untuk bernegosiasi pembukaan rute penerbangan Manado-Davao. Kelak dikembangkan lagi ke Cebu Island. Mengapa? “Turis Korea yang ke Cebu Island Filipina itu lebih 1 juta orang setahun. Sangat signifikan. Dua pesawat yang mengangkut ke sana, yakni Jeju Air dan Jin Air yang sudah bertemu dengan kami. Mereka juga minta mitra airline Indonesia, untuk terbang lanjutan ke Indonesia, dan Lion Group sangat cepat menangkap peluang ini,” kata  Arief Yahya.

Tahun lalu, secara kumulatif, kunjungan wisman ke Sulut tercatat 19.465 orang yang melalui bandara Samratulangi. Setelah ada driect flight dari delapan kota Tiongkok, Olly memprediksi kunjungan wisman Tiongkok bisa mencapai 30.000 orang hingga akhir tahun nanti. Ditambah dengan akses Davao-Manado, Olly yakin kunjungan wisman ke Sulawesi Utara bisa menembus angka 2.500 orang per hari.

“Perputaran uangnya besar kalau pariwisata. Saya targetkan untuk wisatawan asing yang datang membuang uang di Sulut minimal Rp15 juta per orang. Jadi kalau target kami tembus sampai 1 juta kunjungan, bisa dibayangkan dampaknya,” ujar Gubernur Olly pekan lalu.

Yang masih menjadi PR saat ini menurut Olly adalah infrastruktur penunjang pariwisata. Pelabuhan wisata masih belum memenuhi standar. Akses menuju ke beberapa tempat wisata juga masih belum maksimal. Persoalan sampah juga belum tuntas diselesaikan  Data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulut

menunjukkan, capaian realisasi investasi sektor pariwisata sendiri senilai Rp193,04 miliar. Jumahnya masih jauh di bawah sektor industri dengan porsi 32,41 persen , realisasi investasi mencapai Rp983,76 miliar dan energi dan sumber daya mineral mencapai Rp251,32 miliar.

“Itu bukan kendala, tapi tantangan untuk memajukan pariwisata. Pelan-pelan sudah mulai dibenahi. Kami sudah menerima calon investor, baik perhotelan maupun yang lain. Kami mendorongnya untuk masuk," ujarnya. (webtorial)                                                                                                  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya