Desa di Riau Siapkan Generasi Maju dengan Peningkatan Ilmu Keagamaan
VIVA – Era globalisasi telah membawa pengaruh dalam perkembangan informasi di era digital. Besarnya pengaruh gadget juga memberikan dampak yang besar bagi perkembangan anak. Potensi kecanduan fitur game online dan konten-konten negatif di internet, misalnya. Hal ini menjadi dampak yang sulit dihindari di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini, terlebih pada anak.
Untuk itu, peran dari orang tua sangatlah penting dalam membentengi anak-anak mereka dari dampak negatif informasi dan lingkungan pergaulan. Termasuk para orang tua di Desa Kuala Alam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Para orang tua mesti bijak dan selektif dalam menyikapi masa transisi anak menuju usia remaja.
Salah satu upaya meminimalisir pengaruh negatif tersebut, Desa Kuala Alam memilih pendekatan di bidang keagamaan. Anak-anak di Desa Kuala Anam, usia 6 tahun sampai 12 tahun (SD dan SMP), diikutkan program pengembangan kapasitas SDM yang diberi nama Minggu Cerdas.
Sudihartono Kepala Desa Kuala Alam menjelaskan bahwa program pengembangan SDM ini dibiayai Dana Desa Tahun 2017 sebesar Rp 3 juta.
“Anak-anak di desa ini, khususnya yang beragama Islam, mengisi hari Minggu (hari libur)-nya tidak hanya dengan bermain, musik, atau berolahraga saja. Tapi lebih bermanfaat bernuansa Islami untuk pengembangan diri dan ilmu pengetahuan agama. Seperti Hafid’z Quran’, Muhadaroh, Pidato, Khutbah, dan Ceramah,” tuturnya kepada tim Viva melalui Whatsapp.
Sudihartono juga menjelaskan, di Desa Kuala Alam peran dan kesadaran orang tua dan masyarakat untuk memantau dan mengarahkan anak-anak pada kegiatan yang bersifat positif dan keagamaan masih minim.
“Di sini (Desa Kuala Alam), masalahnya ada dua, yaitu minat belajar semakin rendah dan pengetahuan dan pemahaman ilmu agama masih minim. Ditambah peran dan kesadaran orang tua dalam mengarahkan anaknya pada kegiatan-kegiatan yang positif,” ucapnya.
Untuk itu, Sudihartono menilai bahwa Program Minggu Cerdas di Desa Kuala Alam merupakan bentuk penyiapan generasi penerus yang unggul dan calon pemimpin masa depan di bidang agama Islam.
“Anak- anak yang ikut program Minggu Cerdas bukan hanya disiapkan kapasitas SDM keagamaannya, tapi sekaligus juga disiapkan mental kepemimpinannya dari masa kanak-kanak menuju masa remaja,” tuturnya.
Kegiatan Minggu Cerdas pun menurut Sudihartono dibiayai Dana Desa dengan melibatkan semua elemen masyarakat, lembaga pemerintah desa (Perangkat Desa dan BPD), serta stakehorder yang ada di wilayah Desa Kuala Alam.
“Kami mengajak partisipasi orang tua dan masyarakat setempat dalam mendukung keberlangsungan program Minggu Cerdas. Juga narasumber yang memberikan materi tidak dibayar alias gratis. Nah, Narasumber ini biasanya terdiri dari guru di desa setempat dan remaja yang tergabung di PIKR (Pusat Informasi Konseling Remaja),” jelas Sudihartono.
Dengan adanya program Minggu Cerdas di Desa Kuala Alam, kini kapasitas pengetahuan dan kecakapan remaja dan generasi muda di bidang Agama Islam menjadi lebih baik.
“Yang ikut program Minggu Cerdas sudah berani tampil di depan umum untuk berpidato, melantunkan ayat-ayat Alquran bahkan ceramah agama,” tutup Sudihartono.