Desa Lipukasi Bangun SDM Unggul dengan Melestarikan Seni Tradisional
- Dok. Desa Lipukasi
VIVA – Desa Lipukasi, Kecamatan Tanate Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki kelompok pemuda yang terhimpun dalam Ikatan Pemuda Kreatif (IPK). Awalnya, IPK Desa Lipukasi mengidentifikasi bakat dan minat anak-anak desa setempat sampai kemudian berupaya melestarikan kesenian tradisional.
Keberadaan kesenian tradisional sekarang ini menjadi sesuatu yang sudah asing di kalangan masyarakat seiring dengan gempuran era digital yang cenderung mengubah pola hidup dan karakter masyarakat. Berangkat dari hal inilah, IPK Desa Lipukasi melakukan pembinaan terhadap generasi muda.
Bak gayung bersambut, gagasan IPK ini mendapat sambutan baik dari Pemerintah Desa Lipukasi. IPK diberi bantuan material maupun moril agar program pembinaan yang dilakukan IPK bisa berjalan baik. Khusus bantuan material berupa dana operasional diambil dari Dana Desa pada tahun APBDesa 2017 sebesar Rp5 juta lebih.
Dari dana tersebut, IPK menghadirkan instruktur profesional untuk memberi pelatihan terkait kesenian tradisional dan menyediakan fasilitas sarana maupun prasarana untuk memudahkan kegiatan pelatihan.
“IPK dilatih oleh para pemuda desa setempat. Tentunya, mereka ini sudah profesional terlatih ya sebagai instruktur. Dari berbagai seni yang dilatih, mereka paling sering membawakan tarian seperti Tari Gandrang Bulo dan Pammencak,” jelas Amiruddin Achmad selaku anggota TPID saat dihubungi Tim VIVA.
Untuk diketahui, pelatihan ini dilaksanakan dan dilatarbelakangi oleh beberapa hal selain pelestarian nilai-nilai budaya dan seni tradisional. Sebut saja untuk menekan kenakalan remaja, seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan kesenian dipercaya dapat membangun karakter Sipatuo (saling menghidupkan), Sipakainge (saling mengingatkan), dan Sipakalebbi (saling menghormati). Karena bernilai positif, kesenian juga diharapkan dapat membentuk karakter pemuda mandiri dan siap menghadapi era globalisasi.
Pemuda IPK Desa Lipukasi selalu tampil di setiap kegiatan seni tradisional di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten dan provinsi, seperti di acara Mappadendang. Ke depan, diharapkan agar kegiatan ini bisa terus berjalan agar menciptakan regenerasi demi kesenian tradisional bisa lestari di masyarakat.
“Kami berharap dengan IPK ini bisa melestarikan budaya yang ada di desa dan silaturahmi antar pemuda tetap terjaga. Alhamdulillah, IPK bisa sekaligus menjadi wadah penyaluran bakat pemuda yang ada di Kabupaten Barru, terkhusus di Desa Lipukasi,” pungkas Amiruddin.