Kejar Mimpi Anak-anak Desa, Desa Gunung Katun Gratiskan PAUD

PAUD di Desa Gunung Katun.
Sumber :

VIVA – “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia…” Itulah sepenggal lirik dari sebuah soundtrack film ‘Laskar Pelangi’ yang diadaptasi dari buku yang berjudul sama karya Andrea Hirata. 

Mendes Bakal Terbitkan Aturan Minimal 20 Persen Dana Desa untuk Ketahanan Pangan

Ya. Dari buku tersebut, kita diingatkan kembali tentang arti mimpi yang dapat menjadi harapan sekaligus kekuatan untuk membantu kita menghadapi rintangan hidup dan meraih hal yang kita cita-citakan. 

Ini juga yang menjadi latar belakang salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung, Desa Gunung Katun Tanjungan. Desa Gunung Katun Tanjungan merupakan sebuah desa tua (tiyuh toho) yang harus bangkit untuk mengejar ketertinggalan dari desa-desa lain yang ada disekitarnya yang sudah lebih dahulu maju.

Jurus Misbakhun Bimbing Kepala Desa Kelola Dana Desa

Bukan tanpa alasan Desa Gunung Katun tertinggal dari desa lain disekitarnya. Kondisi ekonomi masyarakat menjadi kendala bagi orang tua untuk memasukan putra-putrinya ke PAUD/TK. 

“Sebenarnya ada beberapa faktor utama yang menyebabkan anak-anak usia dini di desa ini sulit mendapatkan akses yang mudah untuk sekolah. Pertama, yaitu kendala jarak. Desa Gunung Katun Tanjungan belum memiliki PAUD/ TK sehingga anak yang mau sekolah PAUD harus sekolah di desa lain. Kedua, biaya pendidikan untuk PAUD/TK terbilang mahal dan ketiga alasan kesibukan orang tua bekerja, dimana mata pencaharian warga mayoritas adalah nelayan dan pekebun/ladang, jelas Sahlan Kepala Desa Gunung Katun Tanjungan kepada tim Viva melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp. 

Daftar Bansos yang Masih Cair di Bulan Desember 2024

Padahal, menurut Sahlan dirinya sangat menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk membantu mewujudkan pembangunan yang maju di suatu daerah. “Saya ingin Desa Katun ini menjadi desa yang maju, dan itu bisa terwujudkan dengan memberikan pendidikan yang layak bagi generasi-generasi penerus di desa ini,” kata Sahlan.

Dari kesadaran Sahlan akan pentingnya pendidikan inilah kemudian tercetus gagasan untuk menyediakan PAUD / TK gratis bagi anak-anak kecil di Desa Katun Tanjungan. “Awalnya keinginan untuk memiliki sendiri PAUD mendapat tentangan dari sebagian masyarakat dan sekolah PAUD/TK yang sudah ada atau PAUD dan TK yang ada di desa tetangga,” ujarnya.

Pasalnya, lanjut Sahlan, mereka berharap anak-anak Gunung Katun Tanjungan tetap bergabung dengan mereka dan tidak perlu memisahkan diri dengan membangun sekolah lain. “Mereka ingin sekolah yang sudah ada saja diperbaiki dan ditingkatkan,” kata Sahlan. 

Meski mendapat kendala dari desa tetangga, Sahlan tetap melanjutkan gagasannya dengan membawa ide tersebut dalam musyawarah desa yang akhirnya melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) gagasannya mendapat dukungan warga. 

“Saat itu rintisan awal PAUD diberi nama Ar-Ridho dan masih bergabung atau menumpang di kompleks SDN 1 Gunung Katun Tanjungan,” papar Sahlan.

Baru kemudian, Sahlan melanjutkan di tahun 2016 sudah menempati gedung baru milik sendiri di atas tanah milik desa. “Lalu setelah itu, di tahun 2017 akhirnya melalui musyawarah di tingkat desa disepakati pembangunan sekolah PAUD dengan pengelolaan gratis. Jadi di tahun 2017 itu, sesuai akta pendirian yayasan nama PAUD berubah menjadi PAUD RA.MIFTAHUL HUDA,  semua pembiayaan sudah dianggarkan dalam penggunaan Dana Desa (DD),” jelasnya.

Dana Desa yang diberikan digunakan untuk memenuhi keperluan uang gedung, gaji guru dan SPP. “Kemudian dilanjut lagi bantuan Dana Desa tahun anggaran 2018, yang dipergunakan untuk buku, operasional sekolah, seragam, dan lain-lain,” kata Sahlan.

Tidak hanya bantuan Dana Desa yang ikut mendukung pembangunan PAUD gratis di Desa Gunung Katun, dukungan orang tua menyekolahkan anak juga kian tinggi, terbukti setiap tahun peserta didik PAUD RA Miftahul Huda selalu meningkat.

“Anak-anak juga menunjukkan semangat untuk bersekolah tinggi. Selain itu, di sini juga anak-anak berangkat ke PAUD/TK sendiri, tanpa diantar, dijemput ataupun ditunggui oleh orang tua,” ujar Sahlan.

Sahlan berharap dengan adanya PAUD gratis di desanya hal ini dapat menjadi pintu awal untuk mendapat pendidikan yang lebih baik lagi. “Pendidikan menjadi prioritas pertama untuk membangun suatu daerah yang harus diutamakan dan harus berjangka panjang. Ke depannya kita juga mengupayakan untuk menyediakan sarana dan fasilitas yang lebih lengkap lagi untuk mendukung proses belajar anak-anak Desa Gunung Katun,” papar Sahlan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya