Beras Merah Perbaiki Gizi Balita di Desa Mangunharjo
- Dok. Desa Mangunharjo
Gizi buruk bukanlah masalah ringan dan harus segera ditangani. Termasuk di Desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur di mana terdapat balita yang masuk kategori gizi buruk. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat ekonomi keluarga balita, serta tidak tersedianya tenaga medis yang secara berkelanjutan dapat mendampingi Posyandu dalam mengurus kelompok balita.
Saat itu, Desa Mangunharjo tidak memiliki anggaran yang cukup dan berkelanjutan untuk membiayai program Posyandu, khususnya sebelum tahun 2015 karena tidak ada dukungan anggaran dari Pemerintah. Namun, melihat kesehatan balita di desa yang kurang baik, para kader Posyandu pun berinisiatif membuat inovasi guna memajukan Posyandu melalui kegiatan-kegiatan yang menarik.
Inovasi tersebut yakni revitalisasi Posyandu untuk menekan berat badan balita BGM (Bawah Garis Merah) dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang berasal dari olahan beras merah organik. Kegiatan ini sudah melalui Musrenbangdes terlebih dahulu, hingga kemudian disusunlah APBDes tahun 2018 di mana program penanggulangan balita gizi buruk ini mendapatkan dana sebesar Rp3 juta dari anggaran Dana Desa.
“Pemerintah Desa memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya asupan makanan bergizi, baik untuk orangtua maupun balita. Selain itu, kami juga memberikan PMT yang terukur dan seimbang, dengan didampingi oleh bidan desa maupun kader yang sudah dibekali ilmu. Ada juga pemeriksaan rutin sejak dini, dimulai dari ibu hamil dengan cara pertemuan rutin dan diadakan juga senam ibu hamil,” ujar Kepala Desa Mangunharjo, Purnomo, saat dihubungi tim VIVA.
Masyarakat Desa Mangunharjo pun mulai menanam beras merah organik tersebut, yang mana hasil panennya disimpan di dalam Lumbung Maspandu (Lumbung Masyarakat Peduli Posyandu) untuk kemudian dapat diberikan kepada balita sebagai makanan tambahan bernilai gizi tinggi di Posyandu Desa Mangunharjo. Semua ini dilakukan sesuai petunjuk dan pagu yang ditentukan dengan didampingi oleh Ibu Ketua PKK dan bidan desa.
“Pemberian makananan ini diberikan dalam program Pos Gizi. Ada peraturan bahwa semua Posyandu PMT pada setiap bulan harus berbahan dari beras merah. Beras merah mempunyai kandungan gizi, protein, dan kaya serat lebih baik daripada beras biasa. Makanan ini bentuknya bisa berupa bubur beras merah, arem-arem, talam, dan sop matahari. Di sini, kami juga memberikan ilmu cara memasak dan menyajikan makanan yang baik,” lanjut Purnomo.
Setelah itu, kader Posyandu rutin melakukan kunjungan ke rumah-rumah masyarakat secara berkala untuk memberikan pelayanan konseling. Di sini, para kader sekaligus memberikan sosialisasi manfaat beras merah sebagai salah satu program baru Posyandu. Dalam prosesnya, para kader juga bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti tenaga kesehatan Puskesmas, ahli gizi, dan juga bidan desa.
“Sementara di Posyandu sendiri, rutin tiap bulan wajib dilaksanakan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, pemberian PMT balita, dan pengerjaan buku-buku administrasi. Kader harus tau kalau ada balita yang kurang gizi, kemudian dicatat dan dilaporkan ke desa melalui bidan desa,” terang Purnomo.
Selain meningkatkan kesehatan balita, program ini juga turut meningkatkan kepedulian sosial masyarakat desa pada kelompok balita BGM, sehingga mereka turut berinisiatif untuk membantu memperbaiki kondisi kelompok balita ini. Dengan inovasi ini, masalah Desa Mangunharjo berhasil teratasi, sehingga sudah tidak ada lagi balita yang kekurangan gizi di Desa Mangunharjo.