Rumah Produksi Kopra dengan Sistem Oven di Desa Laiyolo

Proses pembuatan oven pengering kopra.
Sumber :

VIVA – Adalah Pemerintah Desa Laiyolo, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, yang menginisiasi pengembangan rumah produksi kopra yang didalamnya dilengkapi alat yang mengadopsi sistem oven. Upaya ini dilakukan untuk mengatrol produksi dan kualitas kopra dengan. Alhasil, waktu produksi kopra menjadi lebih efektif dan efisien dengan hasil yang lebih banyak dengan kualitas lebih baik. 

Gagas Jabatan Kades 9 Tahun, Gus Halim Bersyukur Dapat Dukungan Luas

Suparman Kepala Desa Laiyolo menjelaskan bahwa secara topografi, tanah di Desa Laiyolo merupakan tanah yang kaya akan humus sehingga tingkat kesuburannya sangat mendukung usaha pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat Desa Laiyolo. 

“Desa ini memiliki humus yang subur, jadi cukup membantu usaha pertanian di sini,” jelas Suparman saat dihubungi tim Viva melalui telepon selular. Tanaman yang umumnya diusahakan masyarakat lanjut Suparman, antara lain kelapa, jagung, padi, kacang tanah, kacang panjang, dan ubi kayu.

Resolusi 2023, Gus Halim: Harus Lebih Fokus, Detail dan Terintegrasi Antar Unit Kerja

Namun demikian menurut Suparman, kopra menjadi komoditas andalan Kepulauan Selayar sejak zaman Kolonial Belanda hingga saat ini. “Tapi produksi kopra di Kepulauan Selayar, rata-rata masih dilakukan dengan sistem tradisional, yakni dengan pengasapan menggunakan tungku perapian berbahan dasar kayu,” ujarnya. 

Untuk itu, Suparman menjelaskan melalui gagasan yang disampaikan oleh Pemerintah Desa Laiyolo Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar, akhirnya sistem pembuatan kopra pun diperbaharui dengan sistem oven. Sistem ini adalah model baru produksi kopra dengan beberapa sentuhan inovasi, seperti tungku perapian yang dibuat tertutup dengan menggunakan bahan dasar beton.

Kemendes PDTT Songsong 2023 dengan Penuh Optimisme dan Lebih Produktif

“Wadah pengasapan kopra menggunakan material besi sehingga meminimalkan insiden kebakaran yang kerap terjadi pada proses produksi dengan cara tradisional,” jelasnya.

Sistem ini terbukti mampu mempersingkat waktu produksi hingga 30 persen dan mampu menghasilkan kopra dengan kualitas yang baik. “ Sistem oven ini juga bisa digunakan meskipun saat cuaca hujan,” katanya.

Sosialisasi manfaat ganda dari penggunaan sistem oven pada produksi koprapun dilakukan kepada masyarakat Desa Laiyolo. “Diutamanakan untuk penduduk Desa Laiyolo, terutama para penggiat usaha produksi kopra,” ujar Suparman.

Setelah itu dilakukan pemberian pendampingan teknis dalam pembuatan konstruksi oven kopra. “Proses sosialisasi hingga pendampingan teknis kepada masyarakat juga dibantu dengan pendanaan dari dana desa sebesar Rp 60.000.000 untuk 2 unit mesin oven,” jelasnya. “Kualitas kopra lebih bersih, tidak berjamur dan memiliki kadar air yang rendah. Nah, kualitas yang baik memberikan efek positif dalam hal pemasaran hasil produksi,” kata Suparman. 

Tidak hanya itu, sistem oven ini juga meningkatkkan unsur safety (keamanan), dimana meminimalkan insiden kebakaran yang biasanya terjadi pada produksi kopra dengan proses pengasapan biasa. Kini dalam waktu 3 bulan kopra yang dihasilkan bisa mencapai lebih kurang 5 ton.

“Sistem oven pada produksi kopra, memberi pengaruh pada peningkatan ekonomi masyarakat. Dimana pada proses produksinya mampu mempersingkat waktu produksi, efisiensi dan meningkatkan kualitas kopra sehingga memberi dampak positif pada aspek pemasaran,” tutup Suparman. 

Netizen Soroti Kesalahan Penulisan Tata Bahasa Surat Kemendesa yang Viral

Netizen Soroti Kesalahan Tata Bahasa Surat Menteri Desa yang Viral untuk Kepentingan Pribadi

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto menggunakan surat berkop kementerian untuk kegiatan pribadi, netizen justru koreksi isi surat yang salah

img_title
VIVA.co.id
23 Oktober 2024