Sistem Pertanian Organik Buat Desa Gambah Dalam Barat Jadi Kreatif

Desa Gambah Dalam Barat
Sumber :

Pembangunan desa, seperti dikatakan Presiden Joko Widodo, merupakan prioritas utama di Pemerintahannya. Dana yang cukup besar khusus untuk desa digelontorkan dari 2015–2019 atau selama Jokowi menjadi Presiden.

Dana bantuan Pemerintah bernama Dana Desa itu digunakan sebaiknya-baiknya oleh Pemerintah Desa untuk pengembangan dan pemberdayaan desa dan masyarakatnya agar peningkatan kesejahteraan masyarakat desa bisa tercapai.

Untuk mengoptimalkan penggunaan Dana Desa, kemudian diluncurkan Program Inovasi Desa (PID) yang diatur oleh Keputusan Menteri Desa No. 83 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Program Inovasi Desa.

Sejak program ini diluncurkan, sudah cukup banyak inovasi desa yang tercipta di berbagai bidang, mulai dari infrastruktur, pariwisata, teknologi tepat guna, pembangunan SDM, produk unggulan desa, Pemerintah yang baik, wirausaha, dan inovasi bidang lainnya.

Program inovasi desa di bidang produk unggulan desa banyak dilakukan karena hampir setiap desa sebenarnya memiliki produk unggulan yang bisa dikembangkan. Satu desa yang berinovasi mengembangkan produk unggulan desanya adalah  Desa Gambah Dalam Barat, di Kalimantan Selatan.

Pertanian Organik 

Lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bakti, Desa Gambah Dalam Barat mengembangkan bisnis produk-produk pertanian organik. Pertanian organik merupakan sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Pertanian organik kini mulai dikenal luas masyarakat seiring dengan adanya tren hidup sehat. Pasar yang makin terbuka memicu banyaknya pelaku pertanian organik bermunculan.

Pertanian jenis ini menjadi menarik bagi para pelaku dan sukses di pasar karena selain bernilai ekonomis tinggi, pertanian organik penting untuk perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar bahan sintetik atau kimiawi, seperti pestisida.

Kemendes PDTT Bakal Revitalisasi 619 Kawasan Transmigrasi

Bahkan, disebut pula bahwa pertanian organik menjadi salah satu solusi pertanian berkelanjutan, khususnya pada petani.

Dana Desa sebagai Modal Usaha 

Kemendes PDTT Gelar Upacara Tabur Bunga di Komplek Makam Pionir Transmigrasi

Dalam menjalankan inovasi pertanian organik, setelah mendapat persetujuan warga lewat forum musyawarah desa, BUMDes membangun pola kemitraan usaha dengan Kelompok Tani Budi Bakti. Karena memerlukan modal usaha yang lumayan besar, penyertaan modal dari Dana Desa sangat diperlukan.

Atas persetujuan musyawarah desa, Pemerintah Desa mengalokasikan penyertaan modal sebesar Rp95 juta dari Dana Desa 2017 untuk mendukung pengembangan unit usaha pertanian BUMDes Bakti.

Hari Bakti Transmigrasi, Kemendes Gelar Istighotsah dan Aksi Sosial untuk Gempa Cianjur

BUMDes Bakti menggunakan modal dari Dana Desa ini untuk membeli benih dari kelompok penangkar serta membiayai kebutuhan petani berupa pupuk, pupuk organik, serta  untuk menggarap dan mengolah lahan.

Kelompok Tani Budi Bakti sendiri sebelumnya mendapatkan bantuan penangkaran benih inpari  (Inbrida Padi Irigasi). Varietas padi inbrida sangat cocok ditanam di lahan sawah. Berasnya relatif pulen sehingga sangat disukai konsumen.  

Kemudian di tahun 2016, kelompok tani ini pun pernah memperoleh bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian berupa gudang dan kegiatan penangkaran benih. Awalnya, bantuan diberikan berupa benih jenis INPARI (Inbrida Padi Irigasi).

Saat ini, sawah yang berada dalam areal kemitraan petani dan BUMDes Bakti masih sekitar puluhan hektare diharapkan.

Karena pasar lokal banyak menyukai Inpari Mukibat yang berasnya lebih pera dan kesadaran masyarakat akan beras sehat terus meningkat, BUMDes Bakti berharap agar dapat mengembangkan kemitraan ini pada skala yang lebih luas.

Potensi lahan seluas ratusan 500 hektare pun masih tersedia di desa-desa lain yang berbatasan dengan Desa Gambah Dalam Barat, khususnya yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Kandangan.

Inovasi Lain

Penerapan pola pertanian organik yang ramah lingkungan dengan tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam pengelolaan pertanian menjadikan masyarakat desa lebih kreatif.

Contohnya, BUMDes Bakti mengembangkan pola budi daya PATIK yang merupakan akronim dari Padi-Itik. Usaha ternak itik di lahan pertanian dikembangkan dalam rangka mengatasi permasalahan hama keong yang mengganggu tanaman padi, karena itik merupakan predator alami bagi keong mas.

Hasilnya cukup positif: selain produksi padi menjadi optimal karena hama keong mas teratasi, dihasilkan pula daging itik dengan biaya murah.

Bicara pupuk yang digunakan untuk aplikasi pertanian organik, Desa Gambah Dalam Barat menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) yang dibuat sendiri dengan menggunakan bakteri dan media yang ada di sekitar lokasi.

Bahannya berasal dari kotoran sapi yang dipelihara masyarakat yang menjadi sumber mikroorganisme dalam pembuatan POC tersebut.

Meski sampai saat ini BUMDes Bakti dalam usaha mengelola pertanian organik masih belum memberi masukan yang belum besar untuk PADes, namun ke depan diharapkan jumlah itu akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan skala usaha pertanian padi.

Bahkan, desa dan masyarakat ini akan berusaha pengembangan komoditi hortikultura, seperti papaya dan pisang, perikanan air tawar, dan agrowisata. Semua ini dilakukan BUMDes dalam rangka mendukung perekonomian desa dan kawasan perdesaan.

Kemajuan perekonomian pedesaan akan terus berlanjut karena dengan adanya inovasi-inovasi ini SDM-SDM desa sudah banyak mengalami peningkatan pengetahuan.

Tentunya, ke depan SDM desa didukung oleh Dana Desa akan terus dibina supaya mereka mampu mempertahankan apa yang sudah berjalan dan  menemukan inovasi-inovasi baru agar lebih bisa mengembangkan perekonomian desa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya