Kisah Para Penumpang Mandala
- ANTARA/M Risyal Hidayat
SURABAYA POST- Lambatnya informasi dari Mandala terkait penghentian operasional membuat calon penumpang geram. Tak hanya jadwal perjalan berantakan, beberapa orang bahkan gigit jari karena baru tahu setelah tiba di bandara.
Tak hanya itu, pelanggan merasa ‘digantung’ karena karena tak tahu kapan uang mereka dikembalikan. Kantor perwakilan maupun counter Mandala di Bandara hanya melakukan pendataan. Untuk pengembalian uang, petugas pun tak tahu kapan dan bagaimana caranya.
Menurut secarik pengumuman: "Uang pengembalian akan ditransfer dari kantor pusat di Jakarta dalam waktu 45 hari". Bagi calon penumpang yang tak puas disarankan menghubungi costumer service di nomor yang tersedia. Kekesalan makin menjadi karena Mandala ternyata masih menjual tiket secara online pada jam-jam terakhir sebelum dinyatakan menghentikan operasi.
Menurut Zainal, warga Asrama Arhanud, Sidoarjo, akibat pembatalan itu dia terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk mencari tiket penerbangan lain. Zainal membeli dua tiket Mandala Air atas nama Yuzuar dan Aurora . Rencananya, mertua dan adik iparnya itu akan naik pesawat jurusan Surabaya-Jakarta pada pukul 17.00 hari ini. ”Karena batal akhirnya saya terpaksa ganti pesan Sriwijaya tadi. Padahal biayanya mahal,” ucapnya.
Dia mengatakan, tidak ada penjelasan dari pihak masakapai tentang pembatalan penerbangan itu. Bapak dua anak itu tahu berita tersebut dari televisi pada sore kemarin. Zainal tambah kecewa karena sampai saat ini belum bisa mengembalikan tiga tiket yang dia beli.
Endang warga Kutisari Surabaya juga kecewa karena gagal berlibur ke Denpasar. Dia dan anaknya rencananya berangkat pada pukul 16.00.
“Pagi tadi saya dapat SMS dari kantor Mandala yang menyatakan penerbangan dibatalkan,” ucapnya.
Lambatnya pemberitahuan ini membuat calon penumpang kesulitan untuk beralih mencari penerbangan lain karena semua penerbangan murah maskapai lain untuk hari Kamis pagi pastinya sudah habis, jika masih ada, pasti harganya sangat mahal.
Pantauan Surabaya Post di Bandara Juanda, sejak pagi para penumpang maskapai itu datang silih berganti untuk menukarkan tiket. Namun calon penumpang kecewa karena loket tidak buka dan tidak tahu cara pengembalian tiket tersebut. “Sudah saya hubungi nomor yang diberikan pihak maskapai untuk menukarkan tiket. Tapi sibuk terus,” ucap salah satu penumpang.
Sementara, Kepala Airport Duty Manager (ADM) bandara Juanda, Heru Ismanto, mengatakan, pihaknya baru menerima surat pemberitahuan pembatalan penerbangan itu dari Maskapai Mandala Airpada pagi tadi. “Saya baru menerimnya pukul 08.40 tadi,” ucapnya.
Berdasarkan data ADM Bandara Juanda, kata Heru, hari ini rencananya akan ada dua penerbangan dari maskapai Mandala Air yakni rute Surabaya-Denpasar dan Surabaya-Jakarta. Biasanya, setiap hari, maskapai itu melakukan sepuluh penerbangan di bandara tersebut.
“Kemarin datanya cuma dua penerbangan saja,” pungkasnya.
Tak hanya di dalam negeri, sejumlah penumpang Mandala Airlines juga telantar di Bandara Internasional Changi, Singapura, Rabu (12/1) malam.
Seorang penumpang, Kresnadjaja, menuturkan, seharusnya ia pulang ke Jakarta dari Singapura Rabu pagi pukul 09.15. "Kemudian katanya pesawat di-cancel sampai pukul 23.25 malam ini," cerita Kresnadjaja. Namun ternyata sampai pagi tadi, tak ada kepastian apakah Mandala berangkat ke Jakarta atau tidak. "Tak ada orang Mandala yang mau bertanggung jawab atas masalah ini," katanya jengkel.
"Petugas di Bandara Changi hanya bisa membantu untuk mem-booking tiket dan penumpang membayar sendiri, tetapi belum tentu diganti oleh pihak Mandala. Semua penumpang Mandala tidak ada yang mau membayar," ungkap Kresnadjaja.
Tumpukan calon penumpang Mandala juga tampak di kantor perwakilan Mandala Airlaines di Jl Raya Diponegoro No 91 D, Surabaya. Puluhan calon penumpang menyerbu kantor perwakilan tersebut, untuk menanyakan ganti rugi tiket yang terlanjut dipesannya.
“Saya kecewa berat. Pasalnya saya bersama keluarga akan berlibur ke Bali dan merayakan ulang tahun saya di sana. Rugi pasti, karena bukan hanya tiket pesawat saja, tapi saya rugi karena sudah pesan dan bayar full sewa mobil dan hotel selama tiga hari di Bali. Padahal persiapan sudah semua termasuk koper, dan sebagainya, tinggal berangkat pada 16 Januari nanti," cerita Farid Hardian, pegawai bank swasta ini.
Farid pun terpaksa harus membatalkan liburannya ke Bali, karena pihak Mandala tidak dapat segera mengembalikan tiket yang sudah ia pesan sejak 13 November lalu. “Pihak Mandala disini hanya mendata, kode boking tiket, no identitas, dan nomor rekening. Mereka hanya menjanjikan akan mengembalikan uang tiket sebelum Februari 2011.
Kalau uang tiket cepat dikembalikan liburannya jadi, tapi belum diganti ya tidak ada uangnya beli tiket pesawat lain,” imbuhnya.
Kekecewaan yang sama juga diungkapkan, Anggi, dia panik, karena rencananya hari ini pukul 11.00 berangkat. ”Loh kok malam hari jam 11 malam saya di SMS dari Mandala kalau penerbangannya dibatalkan, saya kaget, biasanya kalau dapat SMS pemberitahuan keterlambatan, tapi ini pembatalan,” ujar Anggi.
Kepanikan Anggi karena jatah cuti selama 2 minggu sudah habis dan harus kembali bekerja besok.
Susana kantor perwakilan Mandala Airlines pun ricuh, sebanyak 5 petugas keamanan kantor berupaya keras menenangkan calon penumpang yang tampaknya sudah emosi. Suasana pun tambah panas, karena pihak Mandala tidak bisa memberi kepastian kapan uang tiket mereka kembali. Apalagi petugas pendata pun tidak memberikan penjelasan yang sama, ada yang bilang akan dikembalikan sebelum Februari, 20 hari, dua minggu dan berbagai jawaban lain.
Melihat kondisi itu, Anggota pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menegaskan Mandala Airlines harus segera mengembalikan hak-hak penumpang seperti tiket yang sudah terbeli. Selain itu, YLKI juga mendesak pemerintah untuk segera membuat regulasi yang memungkinkan pemerintah bisa mengawasi keuangan maskapai.
“Sebenarnya sudah banyak kasus maskapai bangkrut dan merugikan konsumen. Hanya saja pemerintah tidak pernah mau belajar dengan kejadian-kejadian itu,” katanya ketika dihubungi, Kamis (13/1).
Hal senada diungkapkan pelaku bisnis travel agen yang mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) lebih tegas mengawasi kinerja keuangan maskapai. Pemilik Haryono Travel Agen, Haryono Gondokusmo mengatakan Kemenhub tidak pernah belajar dari kolapsnya beberapa maskapai di Indoneisa yang selalu merugikan travel agent.
“Contohnya ketika Adam Air berhenti beroperasi, kami mengalami kerugian sampai Rp 17 miliar karena uang tiket tidak terbayarkan. Dari belasan maskapai lain yang gulung tikar hanya satu masakapai, Star Air, yang pengembalian uangnya lancar. Lainnya, Wallahualam,” cetusnya ketika dihubungi, Kamis (13/1).
Seperti diketahui, Rabu (12/1) sore PT Mandala Airlines mengumumkan akan berhenti operasi sementara selama 45 hari karena masalah keuangan dan masalah internal perusahaan lainnya.
Menurut Direktur Utama Mandala Airlines, Diono Nurjadin, pengumuman penghentian sementara ini sesuai dengan masa waktu pengajuan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
"Mulai besok tutup sampai 45 hari ke depan sesuai dengan penundaan," ujar Diono. Sementara mengenai refund tiket akan dilakukan sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku, yang juga diatur dalam PKPU."Setelah filling dan keputusan PKPU di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat," ujarnya.
Seperti disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti, Mandala menghadapi masalah sengketa internal dengan pihak yang menyewakan pesawat. Mandala mengalami kesulitan atau gagal bayar (default) terkait pembayaran sewa pesawat terhadap perusahaan yang menyewakan pesawat.
Pesawat yang dikelola Mandala saat ini berjumlah lima unit Airbus. Kelimanya adalah pesawat sewaan dari perusahaan luar negeri. Mandala harus menyelesaikan dulu persoalan sengketa sewa pesawat tersebut, sehingga untuk sementara akan berhenti beroperasi. Atas permintaan Mandala tersebut, pemerintah akan memberikan waktu kepada maskapai tersebut untuk menyelesaikan persoalan sengketa internal yang dihadapi.
Mandala mulai beroperasi di tanah air sejak 1969. Mandala dulunya dimiliki oleh Kesatuan Militer (Kostrad), pada tahun 1990. Cardig International kemudian mengakuisisi Mandala senilai 34 juta dollar atau setara dengan Rp300 miliar pada April 2006. Enam bulan kemudian tepatnya pada Okrober 2006, Indigo Partners mengambil alih kepemilikan 49 persen.
Kedua investor tersebut melihat adanya potensi pasar yang besar di Indonesia dan membutuhkan sebuah maskapai generasi modern yang dikelola dengan baik.Cardig International memfokuskan bisnisnya pada industri aviasi seperti pelayanan bandara, solusi logistik terintegrasi, in-flight catering, maskapai kargo, pengiriman barang internasional, maskapai penumpang dan saat ini memiliki investasi di 10 perusahaan.
Sedangkan Indigo Partners merupakan perusahaan yang berinvestasi di sektor penerbangan dan transportasi dan memiliki saham di sejumlah maskapai seperti Spirit Airlines (USA), Wizz (Europe), Tiger (Singapore), Abnanova Airlines (Russia) dan, Mandala Airlines (Indonesia).
Akuisisi Mandala oleh sejumlah investor diikuti dengan perubahan image melalui penambahan dua Airbus 320 di awal peremajaan armadanya. Pada tahun 2007, tim manajemen internasional diberi mandat untuk mentransformasi maskapai ini secara agresif menjadi perusahaan generasi modern yang efisien dan aman. Bahkan Mandala juga pernah memesan 30 pesawat dan tumbuh rata-rata 25% per tahun. Mandala juga berhasil memenangkan penghargaan Indonesia Travel and Tourism dengan kategori maskapai bertarif rendah di Indonesia pada 2010, mengalahkan Air Asia dan Lion Air.
Budi Prasetyo, Rista Rama Dani & Deny Sagita